LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MESIN PRODUKSI PERTANIAN
LAPORAN
TETAP
PRAKTIKUM
MESIN PRODUKSI PERTANIAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA PRAKTIKAN : KHALIFAH
ADRIANI PUTRI
NIM : J1B018040
KELOMPOK
: II
CO-ASSISTEN
: IIN
KARMILA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan tetap ini
merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Mata Kuliah Mesin Produksi Pertaanian Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2019/2020 Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
Mataram, 13 Desember 2019
Mengetahui,
Co-Asistensi
praktikum Praktikan
Iin Karmila Khalifah
Adriani Putri
NIM : J1B017028 NIM : J1B018040
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi
Koordinator praktikum
I koordinator praktikum II
Fakhrul Irfan Khalil
S.T.P.,M.Si
Muhammad Naufal D.
NIP : NIM : J1B016036
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Laporan Tetap ini
dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penyusun ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu baik
dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini maupun dalam pembuatan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan tetap ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan bagi pembaca
pada umumnya.
Mataram, 13
Desember 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................................................................i
D.
Analisis Data...................................................................................................................................17
B.
Tujuan Praktikum...........................................................................................................................26
C. Manfaat
Praktikum.........................................................................................................................26
B.
Pembahasan.....................................................................................................................................32
B. Tujuan
Praktikum............................................................................................................................38
C. Manfaat
Praktikum...........................................................................................................................38
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Hasil Pengamatan dan perhitungan
pengukuran efisiensi hasil bajakan, koefisien
kerja lapang actual dan teoritis. 28
Tabel 2.
Hasil Pengamatam Menentukan Lebar Efektif
Nozzle 39
Tabel 3.
hasil pengamatan menentukan debit
(output nozzle) 40
Tabel 4.
Hasil pengamatan padi dengan penggiling padi tenaga listrik 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Traktor roda dua 14
Gambar 2. Sprayer 39
Gambar 3. Thresher listrik 51
PENGENALAN ALAT DAN MESIN
PENGOLAH TANAH
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pengolahan tanah pada lahan pertanian merupakan kegiatan awal yang
biadanya dilakukan oleh para petani sebelum menanam. Pengolahan tahan pada
lahan peranian terbagi menjadi dua macam diantaranya pengolahan tanah primer
dan pengolahan tanah sekunder baik itu pada tanah kering maupun legal maupun
tanah sawah yang terjangkau oleh irigasi. Pengolahan tanah primer dilakukan
dengan tujuan untuk membalikkan tanah dengan cara dibajak sedangkan pengolahan
tanah sekunder menggunakan garu yang bertujuan untuk lebih menghancurkan dan
meratakan permukaan tanah hingga lebih baik bagi pertumbuhan benih maupun
tanaman,disamping itu juga tujuan lain dari pengolahan tanah sekunder ini
adalah untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara
pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman serta
mencampurnya dengan tanah.
Dalam pengolahan tanah baik itu tanah primer maupun tanah sekunder,pasti
tidak akan terlepas dari bantuan berupa alat dan mesin pertanian untuk
memudahkan pekerjaan. Alat mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang
digunakan dalam usaha pertanian,dan berguna untuk mempermudah budidaya serta
peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Alat dan mesin pertanian
ini,ada yang secara konvensional artinya dalam pengolahan tanah masih
tradisional yaitu menggunakan tenaga ternak seerti sapi atau kerbau. Tetapi ada
juga yang secara modern yaitu menggunakan traktor. Traktor merupakan sumber
tenaga mekanis yang bersifat tenaga linier dan tenaga perputaran. Tenaga
mekanis ini, merupakan salah satu penghasil tenaga mekanik yaitu motor bakar.
Peralatan yang digunakan dalam pembajakan adalah berbagai jenis bajak,yaitu
bajak tanah kering (singkal yang sempit),bajak tanah sawah singkal relatif lebar,bajak
rotary (dapat membajak dan menggaru pada saat yang bersamaan). Jenis traktor
bermacam-macam ada yang roda dua (hand traktor) dan traktor roda dua, untuk
mengenal alat dan mesin pengolah tanah lengkap dengan bagiannya. Oleh karena
itu,dilakukankah praktikum ini untuk mengenal alat dan mesin pengolah tanah.
B. Tujuan
praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu,agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami fungsi dari alat pengolah tanah,mengetahui jenis-jenis alat
pengolah tanah,dan untuk mengetahui bagian-bagian atau spesifikasi dari
masing-masing jenis alat pengolah tanah.
C. Manfaat
praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu,mahasiswa
mengetahui dan memahami fungsi dari alat pengolah tanah,mengetahui jenis-jenis
alat pengolah tanah,dan untuk mengetahui bagian-bagian atau spesifikasi dari
masing-masing jenis alat pengolah tanah.
BAB
II
TINJAUN PUSTAKA
sejarah pengolahan tanah
maka perkembangan dalam tujuan serta metoda
pengolahan tanahnya diikuti pula dengan perkembangan
dalam disain peralatan baik dari segi bahan maupun bentuk alat.
Banyak bukti menunjukkan bahwa bajak ringan terbuat
dari kayu telah digunakan secara besar-besaran di daerah Euphrates dan Nile
Rivers sekitar tahun 3000 B.C. bahkan digunakan sebagai
tenaga penggerak/penarik peralatan pertanian, menyiapkan tanah
untuk penanaman Barley, Wheat dan lain-lain tanaman yang
populer pada jaman itu. Bajak yang digunakan pada
waktu itu tidak beroda atau bajak singkal yang
digunakan untuk membalik tanah dan
membuat furrow. Paling tidak peralatan tersebut dapat berfungsi
memecahkan tanah dan untuk menutup benih. Lebih dari 2000
tahun yang lalu ditemukan bajak terbuat dari besi yang diproduksi di Honan utara
China. Pada awalnya alat ini berupa alat kecil yang ditarik dengan tangan
dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan atau digandengkan dengan pisau
kayu dan pegangan. Selama abad pertama B.C., kerbau digunakan untuk menarik
peralatan pengolahan tanah. Selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan alat
yang disebut triple-shared plow, plow-and-sow dan garu.
Bajak telah digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno tidak beroda dan moldboard terbuat dari kayu keras (wedge-shaped hardwood blocks) yang ditarik oleh sapi (bullock). Dengan alat ini tanah hanya dipecahkan kedalam bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan pertama ini kemudian diikuti dengan penghancuran “clod” dan perataan tanah dengan alat barupa batang kayu berbentuk empat persegi panjang yang ditarik oleh sapi.(Ingka.2014)
Bajak telah digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno tidak beroda dan moldboard terbuat dari kayu keras (wedge-shaped hardwood blocks) yang ditarik oleh sapi (bullock). Dengan alat ini tanah hanya dipecahkan kedalam bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan pertama ini kemudian diikuti dengan penghancuran “clod” dan perataan tanah dengan alat barupa batang kayu berbentuk empat persegi panjang yang ditarik oleh sapi.(Ingka.2014)
Alat
dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan
tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam
memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat
waktu. Selama kegiatan KKN-PPM dalam menghitung kapasitas kerja handraktor di
dapatkan sekitar 0,056 Ha/jam, sedangkan pengolahan tanah dengan cara manual
menggunakan cangkul adalah 0,0017 Ha/jam. Ini berarti pekerjaan pengolahan
tanah lebih efektif dengan handtraktor daripada dengan cara manual yaitu 33
kali lipat dari kerja manual
(Fahmy.2017).
Alat
dan Mesin Pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan
tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam
memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat
waktu. Selama kegiatan KKN-PPM dalam menghitung kapasitas kerja handraktor di dapatkan
sekitar 0,056 Ha/jam, sedangkan pengolahan tanah dengan cara manual menggunakan
cangkul adalah 0,0017 Ha/jam. Ini berarti pekerjaan pengolahan tanah lebih
efektif dengan handtraktor daripada dengan cara manual yaitu 33 kali lipat dari
kerja manual (Agus.2015).
Konsumsi
bahan bakar yang dihabiskan dalam penelitian pembajakan tanah dipengaruhi oleh
tingkat kedalaman dan kecepatan dari traktor roda dua (hand tractor).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, konsumsi bahan bakar dipengaruhi oleh
tingkat kecepatan suatu mesin dimana tingkat kecepatan mempengaruhi proses
penambahan bahan bakar yang masuk ke ruang pembakaran, sehingga tingkat
konsumsi bahan bakar akan semakin meningkat. Konsumsi bahan bakar dipengaruhi
oleh kedalaman pembajakan, dimana kedalaman 30 cm dengan rata-rata bahan bakar
2,782 L/Jam.Kemudian dilanjutkan dengan konsumsi bahan bakar pada kedalaman
pembajakan 20 cm dengan volume penambahan bakar sebesar 2,176 L/jam dan
kemudian konsumsi bahan bakar yang paling sedikit adalah pada kedalaman
pembajakan 10 cm dengan volume penambahan bahan bakar adalah sebesar 1,132
L/Jam. Konsumsi penambahan bahan bakar pada traktor roda dua akan semakin
bertambah sejalan dengan kedalam pembajakan. Karena dalam proses pembajakan
kedalaman pembajakan akan membuat tenaga traktor menjadi bertambah besar
sehingga membuat laju traktor akan semakin melambat. Perputaran tenaga
penggerak dalam traktor roda dua terjadi pada pembakaran dalam, yaitu pada
ruang pembakaran yang terhubung pada torak. Torak dalam ruang pembakaran
berputar untuk menggerakkan implemenberupa bajak
singkal, sehingga apabila bajak singkal menacap semakin dalam maka torak
bekerja semakin keras dan mempengaruhi proses pembukaan dan penutupan katup
input dan katup output sehingga konsumsi bahan bakar akan semakin bertambah
pula (Handayani.2017).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Minggu, 03 Oktober 2019 Pukul 08.00-Selesai WITA di
Lahan Pertanian Universitas Mataram Narmada
B.
Alat
dan bahan praktikum
Adapun alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,sebagai berikut:
1.
Meteran
dan alat tulis
2.
Bajak
:
-
Bajak
singkal (moldboard plow)
-
Bajak
piringan (disk flow)
-
Bajak
rotari (rotary plow)
-
Bajak
pahat (chisel plow)
3.
Garu
:
-
Garu
piringan (disk harrow)
-
Garu
bergigi per (springs tooth harrow)
-
Garu
bergigi paku (spikes tooth harrow)
4.
Alat
penyiang (cultivator)
5.
Tajak
putar (rotary hoe)
C. Prosedur kerja
1.
Diagram
alir
2.
Langkah
kerja
Adapun
langkah kerja dari praktikum ini yaitu,sebagai berikut :
a.
Disiapkan
alat dan bahan
b.
Diamati
masing-masing bagian dari alat dan mesin traktor roda dua
c.
Dicatat
spesifiki detail dari bagian-bagian
traktor roda dua,beserta spesifikasi dari bajak penggaruknya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
B.
Pembahasan
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik
untuk keperluan traksi tinggi
pada kecepatan rendah, atau
untuk menarik trailer atau implemen yang
digunakan dalam pertanian atau konstruksi.
Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk
pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan
ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian.
Istilah umum lainnya, "unit traktor",
yang mendefinisikan kendaraan truk
semi-trailer.
Sejarah
traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan
abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu
penelitian untuk membuat motor bakar internal mulai sekitar tahun 1800. Antara
1800-1860 banyak motor bakar internal yang dibuat, tetapi satupun belum ada
yang memuaskan. Baeu de roches Insyiniur Prancis memberikan sumbangan yang
besar pada perkembangan traktor yang ada sekarang. Selanjutnya pada tahun 1898
Rudolf Diesel seorang Insyiniur Jerman berhasil membuat motor diesel dan sejak
itu traktor berkembang terus (Daywin,dkk Dalam USU). Di Indonesia sendiri
mekanisasi dimulai sejak 1914 diperkebunan gula tebu di Sidoarjo kemudian
berkembang dari perkebunan ke kehutanan. Pada tahun 1946 pemerintah mulai
melakukan percobaan mekanisasi pertanian di dataran Sekom Pulau Timur dan pada tahun
1951 sampai 1970 pemerintah berusaha mencetak kader-kader mekanisasi dan pada
tahun 1970 berhasil mencetak lulusan pertama Fatemeta IPB (Daywin,dkk Dalam
USU).
Bagian-bagian
utama traktor tangan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu; tenaga penggerak
motor, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) serta tuas kendali. Jenis tenaga
penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang
mengunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Dengan menggunakan satu
silinder, motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut
pengencang. Tujuannya untuk memperoleh kesetimbangan traktor dan untuk
menyesuaikan ukuran V-belt yang digunakan berat kedepan apabila posisi motor
diesel digunakan engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah
menggunakan tali starter
.Bagian-bagian mesin pengolah tanah untuk roda dua yaitu,
1) As roda, 2) Pelindung samping, 3) Penahan lumpur, 4) Pengikat batang ridger,
5) Handel pengikat roda belakang, 6) Tuas belok kanan, 7) Handel utama, 8) Tuas
gas/ Akselerasi, 9) Handel pembantu, 10) Pemindah kecepatan cakar, 11) Tuas
kopeling utama, 12) Pemindah kecepatan jalan, 13) Tuas penyangga depan, 14)
Gantungan pisau rotary, 15) Kotak rantai pembantu, 16) Lampu, 17) Pully
penegang, 18) Penyangga depan, 19) Penyangga mesin, 20) Pelindung depan, 21)
Pully mesin, 22) V-belt, 23) Pully utama, 24) Pelindung V-belt, 26) Tutup kotak
peralatan, 27) Tombol lampu, 28) Tuas belok kiri, 29) Pengatur roda belakang,
31) Roda belakang, dan 33) Ban.
Sedangkan bagian-bagian mesin pengolah tanah roda empat yaitu,roda depan,roda
rem,tuas pengatur hidrolik,pemberat depan,bajak rotari,lampu depan,lampu
belok,mesin(diesel engine) tempat duduk operator,kemudi,kaca spion,atap,ban.
Jenis-jenis mesin atau alat pengelola tanah pertama yaitu, Bajak Singkal (Moldboard Plow) Bajak singkal meruapakan mesin pengolah tanah
yang sudah berumur panjang, bahkan bisa dibilang paling tua. Di Indonesia,
bajak ini merupakan bajak yang paling umum digunakan oleh masyarakat untuk
mengolah tanah. Bajak ini menggunakan tenaga hewan seperti sapi dan kerbau.
Fungsi dari bajak ini adalah untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah,
serta pembenanaman sisa-sisa tanaman ke dalam tanah dan digunakan pada saat
tahap pertama. Bajak singkal satu arah Pada bajak singkal satu
arah, saat mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya
dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan ke arah
kanan.Traktor yang digunakan sebagai tenaga penarik pada umumnya bertenaga
antara 15-25 Hp untuk traktor mini empat roda dan 45- 80 Hp untuk traktor roda
besar empat roda. Jumlah bajak yang ditarik dengan traktor tangan biasanya
hanya satu bajak.Traktor mini empat roda biasanya menarik 1 sampai
2 bajak. Sedangkan untuk traktor besar empat roda bervariasi, bisa menarik 3
sampai 8 bajak, bahkan bisa lebih dari itu. Bajak singkal dua arah Pada bajak
singkal dua arah ini, saat mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau
pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan.
Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat
diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan
ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki. Berikut ini adalah gambar bajak
singkal panjang, yang ditarik oleh traktor besar. Bajak Pirinng Sesuai dengan namanya,
bajak ini berbentuk piringan, bulat dan cekung seperti alat penggorengan dengan
diameter antara 60 cm - 80 cm. Bajak jenis ini hanya bisa ditarik oleh traktor
besar empat roda saja jumlahnya antara 3 sampai 8 bajak piring tergantung pada
tenaga traktornya. Sedangkan Jenis-jenis mesin atau alat pengelola tanah kedua yakni, Bajak Rotary (Rotary Plow) pembajakan tanah
menggunakan bajak rotary (rotary plow) menghasilkan tanah yang langsung hancur
dan merata, pada bajak ini terdiri dari pisau-pisau rotary yang berputar untuk
menghancurkan tanah.Bajak rotary dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
:Tenaga pemutar pisau roraty dari mesin tersendiri terpisah dari tenaga
traktor Tenaga pemutar pisau roraty disalurkan langsung dari tenaga
putaran poros mesin traktor. Garu Sisir ,Guru sisir dapat digunakan pada dua jenis tanah, baik tanah sawah
(basah) dan tanah kering. Kegunaan dari garu ini antara lain untuk
menghancurkan, meratakan dan memendam sisa-sisa tanaman yang sudah dibaak pada
proses tahap pertama. Garu Piring,Garu piring dapat berbentuk seperti bajak piring
(rata tepinya) atau tepinya dapat juga berbentuk gelombang. Garu piring yang
ditarik dengan traktor besar 4 roda, jumlah piringan dalam satu gang adalah 8
sampai 12 buah piringan, sedangkan jumlah gang 41 dalam satu tarikan
adalah 2 atau 4 gang. Diameter garu piring lebih kecil daripada bajak piring.
Traktor tangan
dengan fungsi utamanya adalah untuk mengolah tanah. Namun, sebenarnya traktor
tangan ini memiliki banyak fungsi, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan sebagainya. Alat
ini diharapkan akan berguna di wilayah Indonesia terkenal
sebagai negara agraris. Letaknya yang berada di
jalur khatulistiwa membawa keuntungan tersendiri bagi kondisi tanah di Indonesia. Tanah-tanah di Indonesia bisa diolah menjadi
lahan pertanian sehingga pertanian bisa menjadi mata
pencaharian pokok masyarakat Indonesia pada umumnya. Bagaimanapun, mengolah tanah dalam
bertani secara manual akan terasa lebih
berat bagi petani. Untuk itu, diperlukan
alat atau mesin untuk mempermudah
pekerjaan petani dalam mengolah
tanah sawahnya. Salah satunya adalah
traktor tangan atau hand tractor/HT. Fungsi Traktor Roda Empat Alat Pertanian. Traktor roda empat merupakan suatu peralatan yang
diciptakan oleh manusia yang sangat bermanfaat untuk membantu meringankan tugas
manusia terutamanya pada kegiatan-kegiatan dibidang pertanian.
Prinsip kerja
traktor tangan
adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar,
yang pang umumnya bermotor diesel. Sebagai mesin pengolah tanah, traktor
digunakan untuk bisa menarik peralatan pengolah tanah, seperti bajak Piring,
garu Piring, dan lain-lain. Sedangkan Traktor Roda Empat dioperasikan
oleh operator yang duduk di tempat kendali sambil duduk sambil mengemudikannya.
Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui
Perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan tiga titik, yang
terdiri dari sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada
di bagian atas sistem penyambungan tiga titik, disebut top link (Tuas
penyambung bagian atas) .
Spesifikasi dari traktor roda dua yaitu Traktor tangan dapat diklasifikasikan
berdasarkan bahan bakar dan besarnya daya motor. Berdasarkan bahan bakarnya, traktor tangan
dibedakan atas : Traktor tangan berbahan bakar solar,Traktor
tangan berbahan bakar bensin, Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah atau
kerosin. Berdasarkan daya motor, traktor tangan
dibedakan atas:Traktor tangan berukuran kecil dengan tenaga penggerak < 5 Hp,Traktor
tangan berukuran sedang dengan tenaga penggerak 5-7 Hp,Traktor
tangan berukuran besar dengan tenaga penggerak 7-12 Hp. Bagian utama traktor tangan ada tiga, yaitu:Tenaga penggerak motor,Kerangka
dan transmisi atau penerus tenaga traktor tangan,Tuas
kendali.
Alasan
diperlukan mempelajari tentang traktor yaitu karena di dalam Sektor pertania di butuhkan berbagai potensi sumber daya alam yang
seharusnya didisain, diusahakan dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Usaha pokok
pembangunan pertanian bukan hanya meliputi pengembangan diversifikasi dan
intensifikasi pertanian serta rehabilitasi pertanian, melainkan yang tidak
kalah pentingnya adalah tersedianya inventarisasi sumber daya pertanian yang
ada termasuk di dalamnya teknologi yang mudah dioperasikan, yang sangat erat
kaitannya dengan peningkatan pendapatan rumah tangga pertanian, peningkatan
produktifitas kerja, kenyamanan dalam bekerja, peningkatan kemampuan penguasaan
dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian serta peningkatan
kualitas produksi pangan dan gizi. Sehingga dengan mempelajari tentang traktor kita bisa
memahami dan menegetahui prinsip kerja dari traktor tersebut guna mempermudah
para petani dalam proses pengolahan tanah. Dan kita dapat mengetahui bagaimana
cara penggunaan traktor dan dari sini kita juga dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari spesifikasi traktor yang digunakan.
Penggunaan traktor dalam bidang
pertanian sangat penting karena memiliki kelebihan antara lain
dapat menghemat waktu, menghemat tenaga dan biaya. Namun penggunaan traktor
dalam bidang pertanian memerlukan keterampilan sehingga diperoleh hasil
pembajakan yang baik. Traktor sangat diperlukan dalam pertanian modern karena dapat
meningkatkan kualitas dan waktu hasil pemanenan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fungsi dari alat pengolah tanah yaitu mengubah tekstur tanah dan
menghilangkan sisa tanaman-tanaman hasil panen agar tidak menggaggu proses
penanaman agar menjadi tanah yang siap untuk ditanami tanaman baru. Alat yang
digunakan untuk mengolah lahan yaitu ada dua jenis traktor yaitu traktor roda
dua dan traktor roda empat. Pada masing-masing traktor akan dipasang bajak agar
dapat mengolah tanah,bajak memiliki jenis yang berebeda yaitu ada bajak
singkal,bajak rotary,bajak piringan, bajak yang digunakan yaitu bajak yang
sesuai dengan keadaan tanah lahan. Spesifikasi alat pengolah tanah traktor roda
dua
B.
Saran
Adapun
saran yang diberikan kepada praktikan yaitu untuk dapat memahami terlebih
dahulu fungsi, jenis-jenis atau
macam-macam alat pengolhan tanah guna
untuk mempermuda dalam proses pengenalan dan pemahaman dalam menggunakan alat
pengolahan tanah.
PENGUKURAN
KAPASITAS DAN EFISIENSI KERJA LAPANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Perkembangan zaman
dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar
biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan
kehidupannya menjadi lebih baik.Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak
lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan
manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari
batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini
mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang
komplek.
Dengan
dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung
mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian contohnya mesin pengolahan
tanah dahulunya menggunakan tenaga hewan sekarang menggunakan mesin seperti
traktor. Namun beberapa alat yang digunakan dalam pengolahan tanah seperti
traktor perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui kinerja dan
efisensi alat tersebut terhadap lahan yang akan diolah agar mendapatkan
hasil yang maksimal oleh karena itu perlu dilakukan praktikan alat dan mesin
pertanian untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan
serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis.
B.
Tujuan
Praktikum
adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mempelajari kinerja
(performance) alat dan mesin pengolahan
tanah secara mekanis dari aspek teknik kerekayasaan, operasional dan aspek
ekonomi.
C.
Manfaat
Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini
adalah diharapkan dapat membuat praktikan atau mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari kinerja ( performance) alat dan mesin pengolahan tanah secara
mekanis dari aspek teknik rekayasaan
operational dan aspek ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu pekerjaan
pengolahan tanah akan dikatakan berhasil dengan baik jika hasil akhirnya berupa
suatu kondisi tanah yang sesuai dengan keperluan khasnya. Biasanya untuk bisa
diperoleh kondisi tanah yang mendekati kesesuaian dengan yang diperlukan,
pengolahan tanah dilakukan lebih dari satu kali, misalnya dengan pembajakan
diikuti penggaruan ataupun pola lainnya. Beberapa parameter yang digunakan
untuk menilai mutu kerja ataupun karakteristik kerja alat pengolahan tanah
antara lain adalah : kedalaman pengolahan, tingkat penghancuran bongkah tanah
dan tingkat kegemburan, serta bentuk akhir permukaan tanah setelah pengolahan
(Hardjosentono,
2015).
Kapasitas lapang
efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, prosentase
lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya
kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu,
penyiang lapang, pemotong rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin
untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya
tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan,
kondisi tanah dan keterampilan operator. Pada beberapa keadaan, hasil suatu
tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak dapat digunakan memanen
selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju minimum yang masih mungkin
(Daywin, 2016).
Kecepatan maju terbesar yang diijinkan berkaitan
dengan faktor-faktor semacam sifat pengerjaan, kondisi lapang, dan besarnya
daya tersedia. Untuk alat pemanen, faktor pembatasnya boleh jadi ialah
kecepatan maksimum dapat ditanganinya bahan secara efektif dengan mesin
tersebut. Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang. Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan
/ pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung,
penambahan benih atau pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu alat
pengangkut, dan sebagainya (Irwanto, 2018).
Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang
efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau
perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu
hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk
pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain
seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah
waktu kerja efektif ditambah waktu hilang (Ciptohadijoyo, 2016).
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat
dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana,
partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah
dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada
agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang
besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar
tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan
kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya
bahwa struktur disebut granular (Utomo, 2015).
Pengaruh
struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada
tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak
dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah
berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur
ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah
yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan
untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah
yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang
bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya
karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar
tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat,
sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktivitas akar tanaman dan
organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah
(Utomo, 2015).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan tempat praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Minggu, 03 Oktober 2019 pukul 15.00 WITA – selesai.
Di laboraturium depan Fakultas Teknolgi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.
B.
ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan, yaitu
1. Traktor
roda dua
2. Bajak
singkal
3. Penggaris
4. Tali
rafiat
5. Meteran
6. Gunting
7. Kayu
pasak
8. Buku
dan pulpen
C.
PROSEDUR
KERJA
1.
Diagram alir
Gambar 1.
Diagram alir pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja lapang
2.
Langkah-langkah
kerja
Adapun
langkah-langkah kerja dari praktikum, yaitu:
a.
disiapkan alat dan bahan
b.
diukur tanah yang akan di garuk
c.
dinyalakan mesin traktor roda dua
d.
dilakukan proses pebajakan tanah menggunakan traktor roda dua
e.
diamati dan dilakukan mengukur kedalaman
bajak, dan lebar tanah yang dibajak dengan meteran
f.
dicatat hasil pengamatan
D.
METODE
ANALISIS
Analisi yang
digunakan dalam pengukuran kapasitas dan efisiensi kerja lapang yaitu
Menggunakan rumus :
|
|
|
E actual = (1- L1) X (1- L2) X (1- L3)
X (1-L4) X 100 %
|
|
|
|
|
KETERANGAN:
W : lebar bajak teoritis
V : kecepatan traktor
W1: lebar bajak
teoritis
W2: lebar bajak actual
D : diameter roda
N : putaran roda
M : 0,05
T : total waktu pergerakan
T1 : waktu untuk belok
T2 : 1.800 s
L1 : persentase waktu
hilang karena tumpang tindih
L2 : persentase waktu
hilang karena slip
L3 : persentase waktu
hilang untuk belok
L4 :persentase waktu
hilang untuk macet / berhenti
Ka : kapasitas kerja
lapang actual
Kt : kapasitas kerja
lapang teoritis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Tabel
1. Hasil Pengamatan dan perhitungan
pengukuran efisiensi hasil bajakan, koefisien kerja lapang actual dan teoritis.
No
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1
|
Lebar
bajak teoritis
|
0,33
m
|
2
|
Lebar
bajak actual
|
0,20
m
|
3
|
Diameter
roda
|
0,74
m
|
4
|
Luas
lahan
|
25
m x 4 m
|
5
|
Waktu
total pengerjaan
|
18,46
menit
|
6
|
Kedalaman
pembajakan
|
16,88
cm
|
7
|
Putaran
roda
|
9
rad
|
8
|
Waktu
belok
|
4,38
s
|
9
|
Total
jarak tempuh
|
400
m
|
10
|
Lebar
hasil pembajakan
|
38,76
cm
|
11
|
Kecepatan
traktor
|
1,29
km/jam = 0,36 m/s
|
12
|
Kapasitas
lapang teoritis
|
0,12
m²/s
|
13
|
Luas
hasil pembajakan
|
0,069
m/s
|
14
|
Kapasitas
lapang actual
|
76,23
m
|
15
|
%
waktu yang hilang untuk tumpang padi
|
39,4
%
|
16
|
%
waktu hilang untuk belok
|
0,4
%
|
17
|
%
waktu hilang untuk slip roda
|
99,78%
|
18
|
%
waktu hilang untuk macet berhenti
|
0
|
19
|
Efisiensi
teoritis
|
57,7%
|
20
|
Efisiensi
actual
|
98,23%
|
·
Perhitungan
1) Kt = w x v
= 0,33 x 0,x36
= 0,12 m²/s
2) x 100 %
=
= 0,069
3)
=
= 39,4%
4)
=
= 99, 78 %
5)
=
= 0,004 x 100 %
= 0,4 %
6)
= 0
7)
=
= 0, 575 x 100%
= 57, 5%
8) E
actual = (1- L1) x (1- L2) x(1- L3) x (1-L4) x 100 %
= (1- 39,4 % ) x (1- 99,78 % )x
(1- 0,4 % ) x (1- 0 % ) x 100 %
= 98, 229 % di bulatkan
98, 23 %
B.
Pembahasan
Kapasitas kerja alat dan mesin
pertanian adalah kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk
seperti Ha, Kg, Lt per satuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat
dikonversikan menjadi satuan produk per Kw per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan tenaga penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi
Ha/Kw.Jam, Kg/Kw. Kapasitas
Lapang dibedakan menjadi 2, yaitu: Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) dan
Kapasitas Lapang Efektif (KLE). Kapasitas
Lapang Teoritis (KLT) Merupakan kapasitas (luas pengerjaan) yang diperoleh
ketika mesin menggunakan 100% dari lebar kerjanya, tanpa memperhitungkan
kehilangan waktu untuk pembelokan, pemberhentian, dan lain-lain). KLT merupakan
luas sebenarnya yang didesain utk dpt dikerjakan mesin setiap jam. Kapasitas kerja efektif merupakan
kapasitas yg diperoleh mesin (laju rata2 mesin) dalam mengerjakan lahan yang
mencakup perhitungan kelonggaran untuk kehilangan waktu ketika pembelokan,
perbaikan, dll à mengingat tidak akan ada
operator yang mampu mengolah lahan tanpa kehilangan lebar kerja misalnya akibat
pembelokan dan overlapping pada lintasan kerja Ini
merupakan kapasitas lapang yang sebenarnya yg terjadi di lapangan.
Waktu
hilang merupakanvariabel yang paling sulit dinilai dalam hubungannya dengan
kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat
penyetelan / pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan,
belok di ujung, penambahan benih atau pupuk, pengosongan hasil panenan,
menunggu alat pengangkut, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif
dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau
perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakanyang berat. Waktu
hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk
pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain
seperti diuraikan di depan. Waktu lapang total dianggap sama dengan
jumlah waktu kerja efektif ditambah waktu hilang.Waktu yang dipakai untuk
perjalanan dari dan ke lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya
overall dari suatu pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan
kapasitas lapang efektif atau efisiensi lapang.
Berdasarkan hasil pengamatan yang lebih
efisiensi adalah traktor roda empat dimana traktor roda empat terdiri dari alat
yang kompleks Konstruksi utama traktornya yaitu: Mesin sebagai
sumber penggerak, Transmisi daya, biasanya berupa roda
gigi, sabuk dan sproket,
atau kombinasi keduanya, Alat penggerak, yaitu roda, roda rantai, dsb. Alat
pengendali, yaitu berupa kemudi, kopling, kopling kemudi, rem. Alat yang bekerja, yaitu implemen atau trailer yang
ditarik Roda traktor bisa diberi pemberat untuk memperbesar traksi. Traktor
juga diberi pemberat pada bagian depannya untuk menyeimbangkan traktor,
terutama setelah dipasangkan implemen. banyak silinder (untuk traktor
roda empat), dengan konfigurasi silinder in line maupun V type.
Pada traktor roda empat tidak menguras tenaga pekerjaan, dibandingkan dengan
traktor roda dua.
Keunggulan dalam penggunaan traktor dalam mengolah tanah hasilnya lebih
bagus, lebih padat dan lebih gembur. Disamping itu, bila menggunakan traktor,
waktu dalam mengolah/membajak lebih singkat/lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan cangkul. pemanfaatan traktor dalam membajak sawah lebih efisien,
tidak membutuhkan tenaga kerja yang lebih, tidak mengeluarkan biaya yang
tinggi, dan lebih cepat. Beberapa keuntungan menggunakan traktor yaitu lahan
yang diolah dengan traktor menghasilkan
hasil yang baik dibandingkan dengan hasil bajakan hewan, pekerjaan jauh lebih
cepat, lebih mudah digunakan atau praktis dan tidak membutuhkan waktu yang lama
dalam pengolahannya. Adapun kekurangan dari traktor ini yaitu menimbulkan
polusi dan menggunakan bahan bakar, mengandung banyak bahan kimia.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum
dapat kita simpulkan bahwa kinerja alat atau mesin pengolah tanah secara
mekanis adalah untuk memperhitungkan kapasitas kerja, kualitas dan efisiensi
kerja dari alat atau mesin tersebut dibandingkkan dengan hasil kerja peralatan
tradisional yang umum digunakan pada suatu daerah. Dari aspek ekonomis alat
atau mesin pengolah tanah secara mekanis adalah untuk memperhitungkan besarnya
biaya operasi rupiah per jam dari alat atau mesin tersebut dibandingkan dengan
biaya operasi peralatan tradisional yang mungkin dapat diperoleh dari
pennggungaan peralatan mekanis tersebut. Dari aspek operasional alat atau mesin
pengolah tanah diperhitungkan dari besarnya biaya tetap dan biaya kerja, biaya
tetap teerdiri atas penyusutan, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan gudang
serta pajak asuransi sedangkan biaya kerja terdiri dari bahan bakar, minyak
pelumas, grease, upah operator dan upah tenaga pembantu operator serta biaya
untuk pembelian ban.
B.
Saran
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan disarankan bahwa pada saat praktikum ini menggunakan dua traktor agar
lebih efisien waktu pelaksanaan sehingga masing masing kelompok bisa melakukan
pengambilan secara optimal dan nantinya semua praktikan dapat berperan aktif
pada saat proses praktikum.
PENGENALAN ALAT DAN MESIN
PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBRASI SPRAYER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organisme
pengganggu tanaman merupakan organisme organisme yang dapat merusak tanaman
baik secara langsung ataupun tidak langsung titik kerusakan tersebut dapat
menimbulkan kerugian baik dari segi kualitas ataupun kuantitas panen sehingga
merugikan secara ekonomi. Untuk menghindari kerugian karena serangan opt tanaman
harus dilindungi dengan cara mengendalikan opt tersebut titik pengendalian
terhadap kehadiran opt yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman sangat penting
untuk dilakukan titik pengendalian bisa dilakukan dengan cara menggunakan
pestisida bisa dilakukan dengan bantuan sprayer aplikasi pestisida dengan cara
ini dianggap lebih mudah dan lebih praktis. Dalam pengaplikasian pestisida
untuk mendapatkan hasil yang sempurna dari semprotan maka kita harus mengetahui
bagian-bagian serta fungsi dari alat tersebut sehingga apabila terjadi
kesalahan atau kerusakan maka kita dapat mengambil solusi yang tepat.
Kinerja
sprayer sangat ditentukan oleh kesesuaian ukuran droplet. Droplet merupakan
aplikasi cairan yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga
sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan titik
sprayer memiliki bagian-bagian penting yang fungsinya tergantung dari
masing-masing bagian. Salah satu bagian penting sprayer adalah nozzle. Nozzle
terbuat dari bermacam-macam bahan mulai dari plastik sampai baja tahan karat.
Nozzle merupakan alat yang berguna untuk mempengaruhi hasil dan bentuk droplet
Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan tentang sprayer untuk mendapatkan hasil
pengaplikasian pestisida yang optimal maka perlu dilakukan praktikum tentang
pengenalan alat dan mesin pengendali hama dan penyakit tanaman dan kalibrasi
sprayer. Kekasih perempuan busuk.
B. Tujuan praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu agar Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui
cara pengaturan bagian-bagian sprayer dalam kaitannya dengan penggunaan sprayer
untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman yang sesuai dosis penggunaan
obat-obatan tertentu
C. Manfaat praktikum
Adapun
manfaat dari praktikum ini yaitu mengetahui cara pengaturan bagian-bagian
sprayer, dalam kaitannya dengan penggunaan frayer untuk pengendalian hama dan
penyakit tanaman yang sesuai dosis penggunaan obat-obatan tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyemprotan
dengan nozzle diatas kanopi tanaman menghasilkan butiran semprot pada daun Sisi
atas dengan kepadatan yang lebih tinggi daripada cara penyemprotan dengan
nozzle dari bawah. namun, untuk bidang
sasaran lainnya, Kepadatan butiran semprot yang dihasilkan lebih rendah titik
hal itu terjadi pada 6 dan 8 MST. Pada penyemprotan dengan nozzle di atas tajuk
tanaman, larutan semprot dicurahkan hanya ke satu arah saja, yaitu ke sisi atas
tajuk tanaman titik Dengan demikian, Sisi atas tanaman menerima larutan semprot
dalam jumlah yang besar. Akibatnya, butiran semprot yang terbentuk berukuran
besar ar-razzaq kepadatan butiran semprot per satuan luas bidang sasaran
menjadi lebih rendah titik pada penyemprotan dengan arah nozzle ke bawah,
butiran semprot tidak segera jatuh sesudah lepas dari nozzle, melainkan
melayang-layang terlebih dahulu titik dengan bantuan angin butiran semprot
tersebut menyusup ke bagian dalam kanopi tanaman sehingga tingkat penutupan di
daun Tengah dan bawah, baik pada sisi atas maupun Sisi bawah lebih tinggi
dibandingkan hasil penyemprotan dengan nozzle dari atas tajuk tanaman (Lasmini
Wati. 2017)
Penyakit
bias (bycularia oryzae cau) pada tanaman
padi tersebar hampir di seluruh Indonesia terutama di daerah pertanian padi
lahan kering. Infeksi penyakit bias pada lahan kering lebih sering terjadi daripada
di lahan sawah, walaupun tergantung juga pada varietas padi yang ditanam.
Varietas padi unggul yang responsif terhadap pupuk nitrogen,, pertanaman Yang
rapat, dan suhu tanah yang tidak dukung juga mendorong perkembangan penyakit
bias titik gejala penyakit berupa bercak-bercak pada daun ,buku, malai dan
gabah titik pada daun padi bercak berbentuk oval atau elips dengan kedua ujung
meruncing, seperti belah ketupat titik bagian tengah bercak Biasanya berupa
warna kelabu atau keputih-putihan, dengan tepi berwarna coklat atau merah
kecoklat-coklatan. Bentuk dan warna bercak sangat bervariasi tergantung pada
lingkungan,umur bercak dan tingkat ketahanan variatas padi (Suryanto, 2014).
Salah
satu kesalahan Petani dalam pengendalian hama adalah kurangnya pemahaman
tentang jenis hama yang dikendalikan sehingga akan menentukan keberhasilan
usaha pengendalian hama. Dalam konsep pht Identifikasi jenis hama merupakan
salah satu tindakan pertama yang harus dilakukan petani sebelum mengambil
keputusan tindakan pengendalian dilakukan titik dengan mengetahui hama yang
menyerang tanaman secara tidak langsung dapat pula diketahui jenis cendawan
entomopatogen yang sesuai untuk tindakan pengendalian, karena setiap jenis
cendawan entomopatogen mempunyai inang yang spesifik.(Prayogo, 2015).
Tanaman
padi merupakan bahan kebutuhan produk Masyarakat khususnya di Indonesia, Petani
padi di Indonesia berusaha agar mendapatkan hasil panen padi yang baik dengan
banyak cara diantaranya penanggulangan hama dan penyakit, penanggulangan
penyakit dan hama gejala-gejala yang timbul akibat penyakit dan hama, Hal
tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan beberapa Petani dalam penanggulangan
hama dan penyakit yang menyerang. Maka dari itu diperlukan adanya ahli atau
pakar dalam hama dan penyakit tanaman ini titik penyakit penyakit ini sangat
merugikan bagi para petani karena dapat merusak tanaman sehingga terjadi
kegagalan panen setiap penyakit umumnya menunjukkan gejala-gejala penyakit yang
diderita (Saepullah, dkk. 2016).
Tanaman
pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan
protein oleh karena itu tanaman pangan menjadi sumber utama makanan pokok
sebagian besar penduduk Indonesia. Salah satu tanaman pangan yaitu singkong
atau ubi kayu. Gempa berdasarkan data dari badan ketahanan pangan Sumatera
Barat, singkong Mengalami penurunan produksi sebesar 19,2%. Salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman Singkong yaitu adanya serangan
hama dan penyakit. Untuk mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman singkong
yang dapat diketahui dengan gejala-gejala yang muncul. Ciri-ciri antara tanaman
yang terkena penyakit satu dengan penyakit lainnya sangat mirip sehingga
membingungkan orang awam atau pemula untuk mengidentifikasi nya (minarti, dkk
,2017).
Sprayer
adalah alat penyemprot yang digunakan untuk mengaplikasikan bahan kimia
tertentu untuk memberantas hama atau kontrol penyakit yang terlarut dalam air
ke objek semprot ( daun, tangkai ,buah ) dan sasaran semprot (hama-penyakit).
Efisiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung dalam setiap butiran larutan
tersemprot atau droplet yang melekat pada objek dan sasaran semprot. Sprayer
adalah alat atau mesin yang berfungsi untuk memecah cairan, larutan atau
suspensi menjadi butiran-butiran air atau droplets atau sprayer (Husni ,2017).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Jumat 20 September 2019 pukul jam 15. 00 WITA
-selesai di halaman depan, fakultas teknologi pangan dan agroindustri,
Universitas Mataram.
B. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan yaitu.
1. Alat
penyemprot atau knapsackk sprayer dan mist blower
2. botol
atau gelas plastik.
3. top
watch
4. meteran
5. penggaris
6. air
jernih
C. Prosedur kerja
1. Diagram alir
2. Langkah kerja
Adapun langkah kerja yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.:
- Disiapkan alat dan bahan
titik
b.
Diamati
setiap bagian sprayer dan tentukan fungsi dan bagian-bagiannya c. dibuka
tutupan sprayer
- Dimasukkan bahan air atau obat-obatan e.
ditutup kembali alat sprayer
d.
Diukur
tanah yang akan disemprot sepanjang 100 cm
- Digendong sprayer
- Digerakkan pompa
- Dinosel air, akan keluar
- Disemprot pada tanah yang diukur titik
- Dilakukan pengulangan 3 kali tahap.
- Diukur dan diamati jarak tanah kering dari
tanah basah dari ketiga tahap tersebut. Begitupun pada pengukuran debit
air pada botol diukur tinggi luas penampung pada botol, pada waktu yang
berbeda.
- Ditulis hasil pengamatan.
D. Metode analisis
Adapun analisa pada praktikum ini yaitu
pada penggunaan alat sprayer metode yang dihitung adalah lebaran nozzle
terhadap jarak tanah yang diukur dan volume pada luasdan tinggi penampang air
pada botol. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung volume air (cm³)
yaitu:
Dengan
:
v
: volume air(cm³)
r
: jari-jari (m)
t
: waktu (s)
d
: jarak (m²)
Dan
rumus yang digunakan untuk menghitung debit air (Q) yaitu:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil pengamatan
Gambar.3 sprayer
B. Analisis data
Tabel 2.
Hasil Pengamatam Menentukan Lebar Efektif
Nozzle
Ulangan
|
Jarak
A – B (M)
|
Sebaran
Nozzle (S)
|
Jarak
kering A (M)
|
Jarak
kering B (M)
|
1
|
2
|
0.72
|
0,61
|
0,64
|
2
|
2
|
0,79
|
0,74
|
0,43
|
3
|
2
|
0.73
|
0,69
|
0,59
|
RATA-RATA
|
2
|
0,7466
|
0,68
|
0,5533
|
Tabel
3. hasil pengamatan menentukan debit (output nozzle)
Ulangan
|
L.Alas wadah (m²)
|
T.wadah
(m)
|
Waktu (s)
|
T.permukaan air (m)
|
Volume
(m³)
|
Debit (m³/s)
|
1
|
0,07
|
0,265
|
30
|
0,082
|
0,000315
|
0,0000105
|
2
|
0,07
|
0,265
|
60
|
0,143
|
0,000055
|
0,0000083333
|
3
|
0,07
|
0,265
|
90
|
0,215
|
0,00082
|
0,000009111
|
Rata-
|
0,07
|
0,265
|
-
|
0,44
|
0,000396
|
0,00000931
|
Perhitungan
1. Menghitung
volume air (cm³)
Volume air = ∏r²t
atau volume air = 1 /4 ∏d²t
a. Pada
waktu 30 detik
Volume air = 3.14 x 0,07²
x 0,082
= 0,000315 m³
b. Pada
waktu 60
detik
Volume air = 3.14 x 0,07²
x 0,143
= 0,000055 m³
c. Pada
waktu 90 detik
Volume air = 3.14 x 0,07²
x 0,215
= 0,00082m³
2. Menghitung
debit air (Q)
Debit
air =
a. Pada
waktu 30 detik
Q =
= 0,0000105 m3/s
b. Pada
waktu 60
detik
Q =
= 0,00000083333 m3/s
c. Pada
waktu 90
detik
Q =
= 0,000009111 m3/s
C. Pembahasan
Pestisida adalah semua bahan racun yang
digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan
sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pestisida
adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama hama dan penyakit penyakit
yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu atau gulma. Mematikan daun dan
mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan titik mengatur dan merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk.
Kalibrasi
merupakan hal yang harus dilakukan ketika seseorang akan melakukan pengendalian
terhadap opt menggunakan alat semprot karena pada setiap alat semprot memiliki
perbedaan volume yang keluar. Selain itu, faktor manusia juga dapat menyebabkan
perubahan alat tersebut. Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari
nozzle yang kemudian akan menyebabkan volume curah yang keluar dari nozzle
menyebabkan perbedaan lebar gawang faktor dari manusia atau penyemprot yang
menyebabkan perubahan adalah kecepatan jalan karena setiap orang memiliki
kemampuan yang berbeda kemudian lebar gawang dan tekanan titik oleh karena itu
kalibrasi diperlukan karena pertimbangan hal tersebut. Dengan melakukan
kalibrasi maka volume air atau larutan aplikasi per hektar akan didapatkan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyemprotan sangat dipengaruhi oleh tingkat peliputan atau
tingkat penutupan coverage yakni banyaknya droplet yang menutupi bidang sasaran
titik makin banyak droplet pada tiap cm bidang sasaran makin besar makin besar
kemungkinan opt terkena pestisida sehingga makin besar kemungkinan penyemprotan
berhasil. Tingkat peliputan atau coverage hasil penyemprotan pada bidang
sasaran dipengaruhi oleh ukuran ukuran semprot atau droplet. Makin halus ukuran
butiran semprot makin baik tingkat penutupan atau coverage nya. Yang kasar
cenderung menghasilkan coverage yang kurang baik volume aplikasi. Volume
aplikasi atau volume semprot yang terlalu sedikit dapat menghasilkan penutupan
yang buruk. Sedangkan volume aplikasi yang berlebihan dapat menyebabkan run off
sehingga banyak larutan yang terbuang dari alat semprot yang digunakan. Alat
semprot atau sprayer, type, ukuran nozzle mempengaruhi keadaan cuaca koma-koma
terutama angin. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan tingkat
penutupan yang jelek tenaga penyemprot yang kurang terampil dapat menyebabkan coverage
nya yang kurang baik.
Jenis-jenis
prayer sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan tiga jenis brainware
yakni knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer serta adapula sprayer
yang dikembangkan baru-baru ini yaitu sprayer drone. Knapsack sprayer atau di
kenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh
petani hampir di semua areal pertanian padi sayur, atau di perkebunan titik
motor sprayer prayer jenis ini menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak
pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki titik cara
penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan merknya antara lain
digendong di punggung ditarik dengan kendaraan, diletakkan di atas tanah,
contoh motor sprayer adalah mist blower sprayer,dan boom. Keuntungan
menggunakan motor sprayer kapasitas penyemprotan nya sangat luas dengan waktu
yang relatif singkat. Kelemahannya yaitu harganya relatif mahal dan biaya
pengoperasian serta perawatannya yang juga mahal. CDA sprayer jenis proyek ini tidak
menggunakan tekanan udara menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran
melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Drone saat ini
teknik pengembangan penyemprotan dengan menggunakan teknologi drone. Drone
dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyemprotan
khususnya pada lahan yang sulit dijangkau oleh tenaga manusia. Rata-rata unit
Drone untuk pertanian harganya cukup mahal ukurannya juga sangat besar, di mana
fungsi dari Drone sangat bermacam-macam titik Drone mampu memberikan pestisida
secara otomatis sampai dengan mendeteksi tingkat kerusakan akibat hama tanaman.
Bagian
utama sprayer tangki untuk menampung cairan yang disemprotkan titik bagian ini
mempunyai manfaat untuk menampung herbisida atau larutan lainnya diisikan dari
bahan plat tahan karat. Pengaduk yaitu untuk mengaduk larutan herbisida yang
ada dalam tangki titik unit pompa yang terdiri dari silinder pompa dan piston
dari kulit untuk memberikan tekanan pada larutan sehingga larutan dapat dikeluarkan
di tangki dan mengalir melalui selang dan keluar pada nozzle. Pengaturan
tekanan yaitu untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume air atau
cairan yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Nozzle merupakan bagian
strayer yang menentukan karakteristik penyemprotan yaitu pengeluaran, sudut
penyemprotan lembar penutupan pola semprotan dan pola penyebaran yang
dihasilkan. Saringan atau strainer yaitu untuk menyaring larutan yang akan
dimasukkan ke dalam tangki titik penutup yaitu untuk menutup tangki udara dalam
tangki titik tangki pompa untuk memompa cairan saluran penyemprot terdiri dari
kran selang karet katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nozzle.
Sabuk menggendong digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung. Selang
karet untuk mengeluarkan larutan dari tangki ke nozzle piston pompa katup
pengatur aliran cairan keluar dari tangki katup pengendali cairan bertekanan
yang keluar dari selang karet dan Laras pipa pengatur aliran cairan bertekanan
dari selang menuju ke nozzle.
Hasil pengamatan
pada proses praktikum pengenalan alat dan mesin pengendali hama penyakit
tanaman dan kalibrasi sprayer yaitu yang pertama dikenalkan bagian-bagian dari
sprayer kemudian dilakukan proses penyemprotan dengan tangki yang diisi air
setengah dari tangki sebelum dilakukan penyemprotan diukur luas bidang tanah
sepanjang 100 m sebanyak 3 kali diletakkan batu setiap pertengahan sepanjang
100 meter di mana jarak tersebut ditandai dengan batu titik batu ujung
dinamakan batu a sedangkan ujung satunya batu b dan ada 1 Batu di tengah-tengah
Batu a dan b, batu tengah itulah yang akan disemprot dan dihitung jarak kering
A dan jarak kering B. Kemudian semprotkan Air dalam wadah botol yang memiliki
luas atau diameter 7 tinggi wadah 26,5 selama 30 detik 60 detik 90 detik dan di
hitung ketinggian airnya.
Pengaplikasian
pada bidang Teknik Pertanian yaitu sangat bermanfaat atau diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit, karena sprayer
merupakan alat yang penting dalam memberantas OPT.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini yaitu, cara pengaturan bagian-bagian dari sprayer
yaitu di dalam sprayer terdapat bagian-bagian dan masing-masing bagian tersebut
memiliki fungsi. Seperti tangki wadah atau tempat untuk menampung cairan atau
larutan. Nozzle bagian sprayer yang menentukan pengeluaran larutan, sudut
penyemprotan lebar penutupan pola semprotan dan pola penyebaran yang
dihasilkan. Pengaduk untuk mengaduk larutan yang ada dalam tangki saringan
untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki selain untuk
menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle dan sabuk penggendong digunakan untuk
menyandang sprayer di punggung. Bagian-bagian sprayer ini menjadi satu kesatuan
untuk bekerja dengan sistem yang dikontrol manusia itu sendiri untuk
mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman yang sesuai dengan dosis yang
dianjurkan agar tanaman tidak kelebihan bahan kimia dalam pestisida.
B. Saran
Adapun
saran yang diberikan dalam pelaksanaan praktikum ini, pada saat proses
percobaan penggunaan alat dan pengukuran perhitungan diharapkan praktikan
terlebih dahulu memahami bagian-bagian dari sprayer serta cara penggunaannya
agar proses penyemprotan berjalan dengan baik dan tidak asal semprot.
MESIN PERONTOK PADI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penanganan
pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung
peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen
terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan
hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.Dalam
penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi
adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca
panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan
rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu
dilakukan penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan kehilangan hasil
dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras.
Dalam
usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah.
Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan
jeraminya, hal ini melatar belakangi kami untuk lebih tau alat perontok padi
yang lebih efisien di gunakan agar tidak banyak kehilangan hasil produksi. Oleh
karena itu, diperlukannya praktikum mengenai mesin perontok padi ini.
B.
Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari mekanisme perontokan padi
dengan mesin perontok padi bertenaga listrik.
C.
Manfaat Praktikum
Adapun
manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui mekanisme
perontokan padi dengan mesin perontok padi bertenaga listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan
perontokkan merupakan kegiatan awal setelah panen padi dan setelah dilakukan
pemotongan. Kelancaran kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan alat
atau mesin perontok (thresher), kinerja thresher, dan sifat padi
yang dirontokkan. Prinsip kerja thresher adalah melepas butir-butir
gabahan dari tangkai atau malai padi dan dipisahkan. Pelepasan bulir-bulir
ini akibat tarikan, pukulan, gesekan atau kombinasi dari masing-masing. Gigi
perontok adalah bagian thresher yang berfungsi melepaskan butir-butir
padi tersebut (Saputra,2016).
Penanganan
bahan hasil pertanian merupakan operasi yang baik dilakukan pada pengolahan
hasil pertanian dan industri. Dengan penanganan bahan yang tidak efisien akan
mempengaruhi biaya produksi dan akhirnya akan berpengaruh pada harga produk
yang akan dijual. Dengan melakukan efisiensi pada penanganan bahan akan
mengurangi biaya produksi sampai 50%. Inefisiensi penanganan bahan akan
menimbulkan biaya produksi yang mahal. Mesin dan peralatan untuk mengolah hasil
pertanian atau pangan menjadi produk yang siap diolah atau produk yang siap
kikonsumsi (Nuryanti, dkk., 2019).
Kegiatan
perontokkan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau alat
mesin panen (reaper). Kegiatan perontokkan ini dapat dilakukan secara
tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional
kegiatan perontokkan akan menghasilkan susut tercecer yang relative besar, mutu
gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin
perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan
efisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu, hasil gabah
yang baik. Bermacam-macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat dijumpai di
Indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasiatas kecil, sedang, hingga kapasitas
besar (Mirza, dkk., 2018).
Jenis
mesin perontok padi (Thresher), yaitu:
Pedal Thresher (Thresher SemiMekanis). Thresher jenis
pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan
cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah
lapangan/sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontokkan
padi. Thresher jenis pedal ini tidak dikategorikan sebagai “Mekanis”
karena menggunakan mesin penggerak (bensin/diesel). Power
Thresher (Thresher Mekanis). Power Thresher ini dapat
dipakai untuk merontokkan biji-bijian (padi, jagung, dan kedelai) dan
dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relative
bersih (Purwono, 2015).
Prinsip
dasar alat perontok ini adalah merontokkan bulir dari malai atau tangkai
tanaman dengan menarik-nariknya dengan menggunakan suatu silinder putar yang
dilengkapi gigi-gigi. Silinder diputar dengan menggunakan rantai yang
dihubungkan dengan engkol (untuk perontok manual) atau poros mesin yang
berputar. Gabah yang telah dirontokkan langsung ditampung dalam karung. Kapasitas
perontok manual dapat mencapai 67 kg per jam dengan kebersihan 80%, sedangkan
alat perontok mesin dapat mencapai 300 kg/jam dengan tingkat kebersihan 95%.
Disini kinerja proses akan sangat tergantung pada sepenuhnya pada manusia, baik
dalam hal penggunaan tenaga maupun pengendalian kerja. Proses kerja dilakukan
dengan menggunakan bantuan fasilitas/peralatan kerja berupa mesin perontok padi
(thresher) yang pengoperasiannya sangat ditentukan oleh kinerja operator yang
umumnya bekerja dengan posisi berdiri (Dini, 2017).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu
dan tempat
praktikum ini
dilaksanakan pada hari Jumat 27 September 2019 di halaman belakang fakultas teknologi pangan dan
agroindustri Universitas Mataram.
B.
Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum yaitu mesin perontok padi bertenaga listrik, padi yang baru dipanen,
stopwatch dan alat penimbang berat padi.
C. Posedur kerja
1. Diagram
alir
Gambar 1. Diagram alir proses perontokan padi
Keterangan
: a. tahap pertama ditimbang padi pada
berat 0,5 kg
b. tahap
kedua dan ketiga ditimbang padi sama –sama berat 1 kg.
2. Langkah
kerja
Adapun langkah kerja
pada proses perontokan padi menggunakan
mesin perontok padi bertenaga listrik, yaitu :
a. ditimbang
0,5 KG 1 KG dan 1 kg padi yang masih bermalai
b. dihidupkan
mesin perontok padi dan tunggu hingga putaran stabil
c. dimasukkan
padi yang telah ditimbang melalui lubang pemasukan dengan perlahan dan
hati-hati.
d. dibiarkan
hingga padi rontok
e. dicatat
waktu yang diperlukan setiap proses perontokan
f. ditimbang
sisa ampas dan gabah
g. di
hitung efisiensi perontokan padi tersebut.
D.
Metode Analisis
Analisis yang digunakan pada perhitungan
mesin perontok padi yaitu menghitung efisiensi perontokan gabah dan menghitung
efisiensi alat yang digunakan sebagaimana rumus yang digunakan pada efisiensi
perontokan gabah yaitu:
|
|
|
Dimana : EP = efisiensi perontokan (%)
EA = efisiensi alat (%)
KA = kapasitas alat (kg/s)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Gambar.4 thresher listrik
B. Analisis data
Tabel
4. Hasil pengamatan padi dengan
penggiling padi tenaga listrik
Bahan kg
|
Waktu (s)
|
Berat gabah (kg)
|
Sisa (kg)
|
Perontokkan %
|
Alat %
|
Gabah 0,5 kg
|
23 detik
|
0,2
|
0,28
|
41,67
|
40
|
Gabah 1 kg
|
74 detik
|
0,38
|
0,58
|
39,5
|
38
|
Gabah 1 kg
|
69 detik
|
0,4
|
0,56
|
41,67
|
40
|
Total
|
66 detik
|
0,98
|
1,42
|
122,84
|
118
|
Rata-rata
|
53,33 detik
|
0,33
|
0,47
|
40,95
|
39,33
|
Perhitungan
1. Efisiensi
perontokan gabah
· Bahan
0,5 kg
= 41,67
%
· Bahan
1 kg
= 39,5 %
· Bahan
1 kg
= 41,67 %
2. Efisiensi
alat
· Bahan
0,5 kg
= 40 %
· Bahan
1 kg
= 38 %
· Bahan
1 kg
= 40 %
3. Kapasitas
Alat
KA
= Rata-rata berat gabah
Waktu rata-rata
=
= 167,58
kg/s
C. Pembahasan
Mesin perontokan pertama dioperasikan manual yang digerakan
oleh kuda.
Kemudian mesin uap portabel menggantikan peran kuda dan memberikan tenaga
bagi mesin perontok. Pada tahun 1834, John Avery dan Hiram Abial Pitts
melakukan pengembangan mesin sehingga mampu memisahkan biji-bijian dari kulit
bij secara otomatis. Meski sudah cukup otomatis, tetapi serangkaian proses
untuk mendapatkan serealia dari lahan masih cukup panjang. Dimulai dari pemanenan,
mengikatnya, merontokkan, dan seterusnya. Semua proses ini dikerjakan secara
terpisah. Pada tahun 1910, di daerah Palouse di barat laut Amerika
Serikat, dikembangkan mesin yang memiliki konsep pemanen
kombinasi yang ditarik oleh kuda. Mesin ini memanen dengan hasil akhir
berupa biji-bijian gandum yang sudah dirontokkan. Penemuan ini memotong jalur
proses pasca panen gandum yang
biasanya dilakukan di luar lahan
pertanian. Kemudian mesin diesel dan gas muncul dan semakin meningkatkan
inovasi mesin pemanen kombinasi.
Setelah ditemukannya pemanen
kombinasi, mesin perontok telah menjadi bagian tetap dari mesin pemanen
kombinasi. Namun bukan berarti mesin perontok tunggal sudah tidak ada. Di
negara berkembang seperti di Indonesia,
mesin ini masih diproduksi terutama untuk merontokan padi, bermesin maupun
bertenaga manusia (dengan pedal kaki) berkapasitas rendah agar mampu dijangkau
petani kecil. Meski sejak dulu mesin perontok dan pemanen kombinasi
identik dengan gandum, tetapi bukan berarti tidak bisa dikembangkan untuk
tanaman selain gandum. Mesin ini telah dikembangkan pula untuk
merontokkan padi, kacang-kacangan, lada, dan
sebagainya. Benua Asia, yang dipimpin oleh Jepang,
mengembangkan mesin perontok dan pemanen kombinasi untuk tanaman padi.
Kelebihan menggunakan mesin
perontok padi ini adalah Mobilitas yang tinggi, karena sudah dilengkapi dengan
roda untuk jalan raya. Penggunaan yang simple hanya dengan membuka, masukan
padi yang masih berjerami lalu menutupnya. Mempunyai hasil sampai 10 % lebih
baik dari manual. Kecepatan mesin perontok padi yang dapat diatur rpm-nya
dengan mudah efisiensi waktu. Sedangkan kekurangannya yaitu dari segi biaya
pada saat pembelian yang cukup mahal dan pada saat perawatan yang harus
terjaga, untuk hasil yang maksimal.
faktor yang mempengaruhi
kapasitas dan kinerja kegiatan mesin perontokan padi diantaranya yaitu varietas
padi, sistem pemanenan, mekanisme perontokan, penundaan perontokan serta faktor
kehilangan hasil. Berdasarkan daya kerontokan padi dapat diklasifikasikan
kedalam tingkat tahan rontok, sedang serta mudah rontok. Sistem panen
mempengaruhi faktor keterlambatan perontokan padi serta faktor kehilangan
hasil. Secara garis besar, sistem perontokan padi terbagi menjadi manual, pedal
threser serta mesin power threser. Faktor yang mempengaruhi mesin perontok
diantaranya yaitu kapasitas kerja serta faktor kehilangan hasil. Penundaan
perontokan padi dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas dari gabah dan
beras yang dihasilkan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai mekanisme, kinerja dan
faktor yang mempengaruhi tahapan kegiatan perontokan padi, dilakukan penelaahan
mengenai kegiatan perontokan padi sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan
perlu dipertimbangkan faktor-faktor sebagaimana tertera diatas untuk
optimalisasi kinerja pada perontokan padi.
Spesifikasi alat (thresher)
yaitu yang pertama, Penggerak : Mesin bensin 5,5 Hp. Yang kedua,
Kapasitas Kerja : 500 kg/jam. Yang ketiga, Kemampuan Pemisahan : 98 %. Yang
keempat, Kemampuan Pembersihan : 94 %. Yang kelima, Kerusakan Gabah : Kurang
dari 2 %. Yang keenam, Kebutuhan Tenaga : 2 – 3 Orang. Dan yang terakhir,
Dimensi dengan Panjang : 950 mm, Lebar (baki tertutup) : 760 mm, Tinggi (baki
tertutup) : 1.380 mm dan Berat termasuk engine : 105 kg.
Berdasarkan hasil pengamatan perontok padi, maka dapat
diperoleh efisiensi perontok gabah pada bahan 0,5 kg = 41,67 %, bahan 1,0 kg =
39,58 % dan bahan 1,0 kg = 41,67 %. Untuk efisiensi alat diperoleh EA 1 = 40%,
EA 2 = 38% dan EA 3 = 40%. Sedangkan untuk kapasitas alat diperoleh hasil
0,0058 kg/s. dari hasil pengamatan pada bahan 1,0 kg dan 0,5 kg diperoleh hasil
yang sama, sedangkan pada bahan 1,0 kg dan 1,0 kg dengan berat yang sama
diperoleh hasil yang berbeda. Hal ini disebabkan karena ketidak akuratan dalam
melakukan praktikum.
Pengaplikasian thresher dalam bidang teknik pertanian adalah
memudahkan petani dalam proses perontokan padi paska panen. Dalam usaha tani,
thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini
merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa thresher merupakan mesin perontok yang
menggunakan sumber tenaga penggerak engine. Kelebihan mesin perontok ini
dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar
dan efisiensi kerja lebih tinggi. Dari hasil pengamatan perontok padi diperoleh
efisiensi perontok gabah pada bahan 0,5 kg = 41,67 %, bahan 1,0 kg = 39,58 %
dan bahan 1,0 kg = 41,67 %. Untuk efisiensi alat diperoleh EA 1 = 40%, EA 2 =
38% dan EA 3 = 40%. Sedangkan untuk kapasitas alat diperoleh hasil 0,0058 kg/s.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan untuk praktikum kedepannya
ketersediaan alat dan bahan lebih lengkap lagi supaya pada saat melakukan
praktikum dapat berjalan dengan lancar dan lebih mengefisiensi waktu
pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Agus.2015.Penggunaan traktor roda dua pada lahan sawah di
jawa barat.Jurnal Agricultura. Vol
20. No 3. Hal 191-197.
Ciptohadijoyo,
S. 2016. Handout Mesin Produksi
Pertanian. FTP
UGM. Yogyakarta.
Daywin,
F.J. 2016.
Motor Bakar dan Traktor Pertanian .
FATEMETA IPB. Bogor.
Dini, Arifa. 2017. Mesin Power Thresher. Jakarta :
Grasindo.
Handayani.2017. EFISIENSI PENGGUNAAN
BAHAN BAKAR PADA TRAKTOR RODA DUA TERHADAP PENGOLAHAN TANAH. Jurnal pertanian.
Volume
2 Nomor 2.
Hardjosentono.
2015. Mesin-mesin Pertanian. Cetakan Kedua.
Bumi.Aksara. Jakarta.
Husni.
2017 pengertian sprayer, fungsi, tujuan sprayer atau semprot. Http:// semprot cuy. Blogspot.com/2017/02/pengertian-sprayer-fungsi-tujuan. html?
=1(Diakses pada tanggal 25 september 2019).
Ingka.2014.alatdanmesinpengolahantanah.http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Alat%20Pengolahan%20tanah/index4april.html(DIAKSES
PADA TANGGAL 4 DESEMBER 2019).
Irwanto, A. 2018. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. FakultasMekanisasi dan Teknologi
Hasil Pertanian. ITB. Bandung.
Lasmini
Wati. 2017. Pengaruh arah pergerakan nozzle dalam penyemprotan pestisida
terhadap liputan dan distribusi butiran semprot dan efikasi pestisida pada
tanaman kentang.jurnal hort. Vol 27.0
nomor 1.
Minarni,
dkk. 2017. Case Based reasoning atau CBR pada sistem pakar identifikasi hama
dan penyakit tanaman singkong dalam usaha meningkatkan produktivitas tanaman
pangan. jurnal TEKNOF. Vol 5 nomor 1.
Mislaini,
R dan Khandra Fahmy.2017.
PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PENGGUNAAN ALSINTAN PADA LAHAN SAWAH
KEPADA MASYARAKAT TANI DI NAGARI MINANGKABAU KEC.SUNGAYANG KAB.TANAH DATAR. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat.
Vol. 1(1): 29-38.
Mirza,
A, Dkk. 2018. Analisis Pengembangan Thresher Dan Combine Harvester Untuk
Produktivitas Padi Di Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol
3 (2). Banda Aceh : Universitas Syah Kuala.
Nuryanti, R, Dkk. 2019. Pkm Mesin Power Thresher.
Solusi Pengabdian Pangan Bagi Petani Di
Kabupaten Probolinggo. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol
7 (1). Tulung Agung : Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pgri
Tulungagung.
Purwono, Indro. 2015. Mesin Perontok Padi. Jakarta : Java Books Indonesia.
Prayogoyusmani.
2015. Upaya mempertahankan keaktifan cendawan entomopatogen untuk mengendalikan
hama tanaman pangan . jurnal Litbang
pertanian .Vol .4 .Nomor .2.
Saepulloh,
Asep, dkk. 2016 pengembangan sistem pakar diagnosis penyakit dan hama pada
tanaman padi varietas berbasis Android.
Jurnal algoritma. Vol 13. Nomor 1.
11/Alat
-Perontok-Padi-Power-Thresher.html?.=1. (Diakses Pada Tanggal 14
Oktober 2019)
Suryanto
Agus W. 2014. Hama dan penyakit.
Yogyakarta: Kanisius
Utomo, H. 2015. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.
Komentar
Posting Komentar