MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN “SIFAT FISIK MORFOLOGI,SIFAT KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)”


MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
“SIFAT FISIK MORFOLOGI,SIFAT KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI  BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)”



                                                      

                                              




DISUSUN OLEH :
NAMA  :  KHALIFAH ADRIANI PUTRI
NIM       :  J1B018040
KELAS  : TEP GENAP 18






PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019






KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya maka penulisi dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “SIFAT FISIK MORFOLOGI ,SIFAT KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, dan penulis  harapkan kedepannya dapat lebih baik.



Mataram, 16 Mei 2019

Penulis









COVER.....................................................................................................................................................1













BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
         Bawang putih (Allium sativum) adalah tanaman herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Bawang putih banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Bawang putih adalah tanaman dari Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia (Rahmawati, 2012, Hlm. 1-2).

         Bawang putih termasuk kedalam tumbuhan berumbi lapis atau disebut juga dengan tumbuhan siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai 30 – 75 cm, bawang putih ini memiliki
batang yang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Bawang memiliki  akar berupa serabut-serabut kecil yang berjumlah banyak. Setiap daun bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) dimana setiap siungnnya terbungkus kulit tipis yang berwarna putih (Untari, 2006).

             Ilmu pengetahuan bahan pangan dan produk pangan merupakan ilmu untuk mempelajari hakekat bahan pangan dan produk pangan termasuk komponen-komponen pangan dan perubahan kimia dan fisik selama pengolahan,penyimpanan dan pengangkutan pangan.Selama pengolahan atau panen pangan terjadi perubahan fisik dan kimia.Perubahan ini dapat berakibat menguntungkan dan merugikan.Dengan mengetahui ilmu pangan maka perubahan yang menguntungkan perlu dilakukan,didorong,dibantu,dipercepat dan daitur sehingga lebih efektif dan efisien.Sedangkan untuk perubahan yang merugikan perlu dihambat,dicegah dihindarkan dan dihentikan.Oleh karena itu,pengetahuan akan sifat dari bahan pangan sangat penting untuk merancang kemasan dan alat atau mesin yang cocok untuk bahan pangan tersebut.Karena dalam merancang suatu alat atau mesin untuk bahan hasil pertanian kita harus mengetahui terlebih dahulu sifat dan karakteristik sifat fisik mikrobiologi,sifat kimia dan sifat fisiologi dari bahan hasil pertanian.


1.2    Rumusan Masalah
Untuk membahas tentang sifat fisik-morfologi,sifat kimia/biokimia,sifat fisiologi dan mikrobiologi bawang putih,terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Menjelaskan tentang kalsifikasi dan sifat fisik mikrobiologi bawang putih?
b.      Menjelaskan sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih?
c.       Menjelaskan sifat fisiologi bawang putih?
d.      Menjelaskan sifat mikrobiologi bawang putih?
1.3  Tujuan Penulisan
        Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yakni,sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui tentang klasifikasi dan sifat fisik mikrobiologi bawang putih
b.      Untuk mengetahui sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih
c.       Untuk mengetahui sifat fisiologi bawang putih
d.      Untuk mengetahui sifat mikrobiologi bawang putih














BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Klasifikasi dan sifat mikrobiologi bawang putih
       2.1.1 Klasifikasi Bawang putih ( Allium sativum L.)
       sistematika tanaman bawang putih adalah sebagai berikut:
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Klas          : Monocotyledoneae
Ordo         : Liliflorae
Famili       : Liliales atau Liliaceae
Genus      : Allium
Spesies     : Allium sativum L.
2.1.2 Sifat  fisik mikrobiologi bawang putih (Allium sativum L.)
 Morfologi bawang putih terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan umbi. Struktur morfologi bawang putih dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.
                                        
Gambar 2.1 Bagian-bagian dari tanaman bawang putih  (Prasonto,2017).
1. Akar
             Tanaman bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan menyebar disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki akar serabut dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Akar tersebut tertanam dalam tanah sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem perakaran bawang putih menyebar ke segala arah, namun tidak terlalu dalam sehingga tidak tahan pada kondisi tanah yang kering (Pritacindy,2016).
2. Batang
               Batang bawang putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Batang tersebut terletak pada bagian dasar atau pangkal umbi yang terbentuk dari pusat tajuk yang dibungkus daun-daun. Ketinggian batang semu bawang putih dapat mencapai 30 cm (Windrasari,2018).
3. Daun
              Daun tanaman bawang putih memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar dan berukuran kecil serta melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya. Satu tanaman bawang putih biasanya memiliki 8-11 helai daun. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan membungkus kelopak daun yang yang lebih muda.


4. Bunga
             Tanaman bawang putih dapat berbunga namun hanya pada varietas tertentu saja. Bunga bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang. Bunga yang tumbuh dapat menghasilkan biji. Umumnya pada sebagian besar varietas, tangkai bunga tidak tumbuh keluar melainkan hanya sebagian bunga saja yang tampak keluar bahkan tidak sedikitpun bagian bunga yang keluar karena sudah gagal sewaktu masih berupa tunas (emilda,2014).  
             Pembungaan pada bawang putih dapat mengganggu perkembangan umbi dan tidak memiliki nilai ekonomi sehingga biasanya para petani akan membuangnya. Pada bagian tangkai bunga terbentuk umbi kecil yang menyebabkan pembengkakan sehingga umbi terlihat seperti bunting. Umbi-umbi kecil tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan secara vegetative dengan cara ditanam berulang-ulang selama + 2 tahun (Octaviantie,2017).
       5. Umbi 
            Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh selaput tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi yang berukuran besar (Rukmana, 1995). Ukuran dan jumlah siung bawang putih bergantung pada varietasnya. Umbi bawang putih berbentuk bulat dan agak lonjong. Siung bawang putih tumbuh dari ketiak daun, kecuali ketiak daun paling luar. Jumlah siung untuk setiap umbi berbeda tergantung pada varietasnya. Bawang putih varietas lokal biasanya pada setiap umbinya tersusun 15-20 siung (Diana,2006)
2.2  Sifat kimia/biokimia yang terkandung dalam bawang putih
       Kandungan/senyawa  kimia dari bawang putih (Allium Sativum L.) yaitu sebagai berikut :
a.          Senyawa S-ak(an)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs),contohnya alliin dan Y-glutamilsistein,senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih.Alliin bertanggungjawab pada bau dan citarasa bawang putih,asam amino yang mengandung sulfur,dan digunakan sebagai prekusor  allicin.Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain,kecuali sikloalliin,segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat,seperti aliicin,dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang,dipotong,maupun dikunyah secara langsung memiliki potensi sebagai antibakteri.
b.         Senyawa sulfur yang volatil seperti alliicin,alliicin merupakan senyawa yang kurang stabil,adanya pengaruh air panas,oksigen udara,dan lingkungan basa,mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.
c.          Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl slulfide (DAS) dan diallyl (DADS)
d.         Senyawa sulfur yang larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik Y-glutamilsisteina ketika bawang putih diekstraksi dengan air .SAC banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih,merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis,sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak.
e.          Senyawa saponin adalah srnyawa aktifyang kuat dan menimbulkan busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan antibakteri.Saponin memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik dan  olekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan kehancuran kuman.
f.          Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein.Akibatnya aktifitas metabolisme sel bakteri dapat terhenti,karena semua aktivitas metabolisme bakteri dikatalis oleh enzim (merupakan protein).Berhentinya aktivitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian sel bakteri.Flavonoid juga bersifat bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintetis dinding sel.

2.3  Sifat fisiologi bawang putih
       1.proses perkecambahan biji/benih
                 Benih diperoleh dari sejumlah biji yang telah diseleksi ketat berdasarkan kriteria keseragaman biji,daya tumbuh,kemurnian biji dan sebagainnya.Proses perkecambahan benih dimulai dari peristiwa masuknya air ke dalam biji secara imbibisi.Air yang diserap oleh biji kering dan didukung oleh O2 dalam udara menyebabkan sel mengembang.Setelah air terabsorsi,hormon dan enzim menjadi aktif,yang mengakibatkan calon akar,batang,dan bagian tubuh  lain mengalami pertumbuhan memanjang dan membesar
2.Perkembangan tanaman bawang
           Setelah biji berkecambah,bibit akan tumbuh dan berkembang,demikian pula organ-organ tubuhnya.Dengan proses pertumbuhan yang begitu pesat cadangan makanan dalam biji yang jumlahnya terbatas tidak dapat memenuhi kebutuhan lagi sehingga akar mulai melakukan penyerapan makanan.Helaian daun baru mulai terbentuk satu persatu dan batang yang pendek semakin memanjang dengan proses yang begitu lambat.
 3.Panen bawang putih
            Bawang putih yang siap dipanen harus cukup umur supaya produk yang dihasilkan tetap berkualitas.Umur panen bawang putih biasanya berkisar antara 85-125 hari setelah tanam.Akan tetapi semua itu tergantung dari kultivar yang diusahakan dan juga kondisi iklim.seperti halnya kultivar lumbu kuning dapat dipanen antara 85-100 hari setelah tanam sedangkan kultivar lumbu hijau bisa lebih lama yaitu antara 95-125 hari setelah tanam begitu pula dengan bawang putih dipanen pada kondisi yang sangat ditentukan oleh iklim.
             Bawang putih yang muda saat proses pematangan 50% daun-daunnya akan berubah menjadi kuning  dan bahkan daunnya telah rebah diatas tanah.Selain itu daun telah mengering dan tangkai batangnya mengeras,serta mulai keluar dari permukaan tanah. Kulit umbi bawang putih berwarna putih buram berdiameter 3-3,5 cm.Umbinya berwarna kuning,bentuknya agak lonjong.
               Ketika menjelang masa panen semua kegiatan pemupukan,pengairan dan penyemprotan pestisida harus dihentikan .Agar umbi bawang putih dapat bertahan lama sebaiknya dilakukan pengeringan.Pengeringan dapat dilakukan dengan cara digantung jangan diletakan ditempat yang berpaparan langsung dengan matahari,pengeringan dengan menggunakan metode pengasapan yakni menempatkan bawang putih didapur.Selanjutnya bawang putih diasapi dengan menggunakan asap yang berasal dari air yang sengaja dimasak untuk memperpanjang umur ubi.

2.4  Sifat mikrobiologi bawang putih
               Bawang putih merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak manfaat,tanaman bawang putih sama dengan tanaman lainnya bawang putih juga tidak jauh dengan hama yang menganggu proses pertumbuhan maupun pasca panen.Hama pengganggu bawang putih yakni ulat tanah,ulat ini menyerang tanaman dengan cara memotong bagian pangkal tanaman,dan keberadaannya tidak jauh dari tanaman yang terserang.Biasanya apabila tanah disekitar tanaman dikorek-korek,maka akan ditemukan larva tersebut.Kutu bawang merupakan jenis hama yang memiliki ukuran sangat kecil sehingga susah dilihat secara kasat mata.Hama trips menyerang bawang putih baik masih dalam bentuk larva maupun dewasa.Hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan dalam daun bawang sehungga menyebabkan daunnya menjadi kuning.Nematoda akar menyerang pangkal titik tumbuh dan umbi tanaman bawang.Sehingga,mengakibatkan umbi menjadi lunak,pangkal titik tumbuh menjadi bengkak dan ujung akar mengering serta kriting.Akibat kerusakan ini membuat tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dari dalam tanah.Hal ini menyebabkan bawang yang diserang nematoda tumbuh kerdil.
              Busuk fussarium (fussarium oxysporum schlect),layu fussarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan fussarium oxyporum.Cendawan ini menginfeksi tanaman bawang putih melalui luka-luka yang terjadi pada tanaman.Luka tersebut terdapat seperti halnya pada akar karena pendangiran yang kurang berhati-hati.Penyakit ini dapat menyerang umbi bawang putih setelah panen pada waktu penyimpanan.Dimana serangan tersebut dicirakan denga permukaan pada bagian yang terserang tampak basah,kemudian umbi akan menjadi lunak dan pada akhirnya berwarna coklat membusuk

            

       





BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
       Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah yakni :
 1.  Morfologi pada bawang putih
             Bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan menyebar disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki akar serabut dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Batang bawang putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Daun tanaman bawang putih memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar dan berukuran kecil serta melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya Bunga bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang.Bunga bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang. Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh selaput tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi yang berukuran besar
2.   Sifat kimia atau biokimia bawang putih 
             Senyawa S-ak(an)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs),contohnya alliin dan Y-glutamilsistein. Senyawa sulfur yang volatil seperti alliicin,alliicin merupakan senyawa yang kurang stabil. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl slulfide (DAS) dan diallyl (DADS). Senyawa sulfur yang larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik Y-glutamilsisteina ketika bawang putih diekstraksi dengan air. Senyawa saponin adalah srnyawa aktifyang kuat dan menimbulkan busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan antibakteri. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein.Akibatnya aktifitas metabolisme sel bakteri dapat terhenti,karena semua aktivitas metabolisme bakteri dikatalis oleh enzim (merupakan protein).
  3.   Sifat fisiologi bawang putih
           Umur panen bawang putih biasanya berkisar antara 85-125 hari setelah tanam. Bawang putih yang muda saat proses pematangan 50% daun-daunnya akan berubah menjadi kuning  dan bahkan daunnya telah rebah diatas tanah.Selain itu daun telah mengering dan tangkai batangnya mengeras,serta mulai keluar dari permukaan tanah. Kulit umbi bawang putih berwarna putih buram berdiameter 3-3,5 cm.Umbinya berwarna kuning,bentuknya agak lonjong.
 4. Sifat mikrobiologi Bawang putih
       merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki banyak manfaat,tanaman bawang putih sama dengan tanaman lainnya bawang putih juga tidak jauh dengan hama yang menganggu proses pertumbuhan maupun pasca panen.Hama pengganggu bawang putih yakni ulat tanah,ulat ini menyerang tanaman dengan cara memotong bagian pangkal tanaman.Kutu bawang menyerang dengan cara menghisap cairan dalam daun bawang.Nematoda akar menyerang pangkal titik tumbuh dan umbi tanaman bawang.Sehingga,mengakibatkan umbi menjadi lunak,pangkal titik tumbuh menjadi bengkak dan ujung akar mengering serta kriting.

3.2   Saran
          Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini yaitu ada baiknya apabila pemerintah mulai saat ini berusaha untuk mensosialisasikan manfaat-manfaat yang terkandung dalam ubi jalar agar masyarakat sadar akan potensi yang dimiliki oleh ubi jalar.Juga kepada pihak yang ingin mengembangkan potensi ubi jalar lebih lanjut








DAFTAR PUSTAKA

Diana,cahyo.2006.BAHAN TAMBAHAN PANGAN.Yogyakarta :  penerbit kanisius
Emilda.2014.Uji toksisitas ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) terhadap kultur sel.Jurnal UNAIR.Vol (1) hal 2-3
Octaviantie.2017.Pengaruh cara pengolahan bawang putih.Jurnal Unsiyah.vol (1-2)
Prasonto.2017.Uji aktifitas antioksdan ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal Unissula vol (1) hal 1-2.
Pritacindy.2018.Uji efektifitas ekstrak bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal UMM vol (1).
Rahmawati.2012.Efektivitas biopreservatif berbasis bawang putih terhadap kualitas mikrobiologi.Jurnal Of Food Science.Vol(69) :102.
Untari.2006.PEDOMAN BERTANAM BAWANG.Yogyakarta : penerbit kanisius
Windrasari.2016.Aktivitas antibakteri sari bawang putih (Allium sativum L.).Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.Vol(2) hal 2-3.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HASIL HUTAN BUKAN KAYU

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN