KEWARGANEGARAAN
PENGARUH GEOPOLITIK, AGAMA, SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP BHINEKA TUNGGAL EKA







Disusun Oleh : Kelompok 2
1.      Arman Maulana Hamid
2.      M.Yanuar Fadly
3.      Relis Putra Hari
4.      Zibrail
5.      Destia Pratiwi
6.      Ismen Gina
7.      Nurjanah
8.      Suciyati Rahayu





PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019




KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan karunia Nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang berjudul ”Pengaruh Geopolitik, Agama, Sosial dan Budaya Terhadap Bhineka Tunggal Ika”.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya datang dari Tuhan Yang Maha Esa,maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca kami perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan.

Mataram,14 Mei 2019

           
Penyusun







DAFTAR ISI


Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I : Pendahuluan..........................................................................................1
A.  Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II : Pembahasan.........................................................................................3
BAB III : Penutup...............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................13






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultur terbesar di dunia. Hal ini nampak dari berbagai macam budaya yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia,seperti: keanekaragaman suku, etnis, bahasa, agama, dan adat istiadat.Keanekaragaman tersebut menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang bersifat majemuk, kemajemukan ini ditandai dengan adanya kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri,sehingga menimbulkan adanya perbedaan dan pemisahan antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya, tetapi secara bersama-sama hidup dalam satu wadah masyarakat bangsa Indonesia yang berlandaskan empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu “Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Semboyan ini tertulis di dalam lambang Negara Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Pada kaki Burung Garuda itulah terpampang jelas tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Secara konstitusional, hal tersebut telah diatur dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.

Konsep “Bhinneka” mengakui adanya keanekaan atau keragaman, sedangkan konsep “Tunggal Ika” menginginkan adanya kesatuan. Keanekaan dicirikan oleh adanya perbedaan,sedangkan kesatuan dicirikan oleh adanya kesamaan jadi dapat disimpulkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua dan merupakan pernyataan yang mengakui realitas bangsa Indonesia yang majemuk, namun selalu mencita-citakan terwujudnya kesatuan. Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika berarti Indonesia selain mengakui adanya keragaman juga mengakui adanya kesatuan.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja pengaruh geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika?
2.      Apa saja pengaruh agama terhadap Bhineka Tunggal Ika?
3.      Apa saja pengaruh sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika?


C. TUJUAN
1.      Mengetahui pengaruh geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika
2.      Mengetahui pengaruh agama terhadap Bhineka Tunggal Ika
3.      Mengetahui pengaruh sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika






BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengaruh Geopolitik Terhadap Bhineka Tunggal Ika
Menurut Ir Soekarno,  dalam  pidatonya "Lahirnya Pancasila"  pada tanggal 1 Juni 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia mengalami nationale staat yaitu di zaman Sriwijaya dan di zaman Majapahit. Yang dimaksudkan National Staat di sini adalah konsep Nusantara sebagai Negara Maritim yang merupakan penghubung dari beberapa pulau sebagai pengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat dari jalur perdagangan untuk mencapai kesejahteraan.
Geopolitik Indonesia telah ada jauh sebelum Negara Indonesia terbentuk, yaitu mulai dari kerajaan Sriwijaya hingga kerajaan Majapahit yang merupakan cikal bakal dari Indonesia. Di dalam geopolitik ini membicarakan strategi Indonesia dalam mempertahankan ke-Indonesiaan-nya baik dalam aspek sosial, budaya, geografis, demografis, dan hankam sesuai dengan tujuan Negara atau cita-cita bangsa. Bermula dari lokal genius geopolitik Sriwijaya dalam pembentukan Negara maritim yaitu penyebaran agama dan masuknya jalur sutra di wilayah Selat Malaka hingga daratan Asia Tenggara yang lebih ke daratan Indocina, serta Majapahit dengan Negara agraris berhasil menyatukan pulau Nusantara. Nusantara pada jaman kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit telah menggunakan perairan sebagai jalur untuk mempertahankan wilayahnya serta menjalin hubungan dengan Negara lainnya untuk memasarkan produk unggulan yang telah dihasilkan.
Geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu "...untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ". Segenap aspek kehidupan nasional Indonesia juga selalu dituntut menganut dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna Negara Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan ciri asasi dari falsafah Negara Pancasila.
Geopolitik dan strategi dengan posisi geografis sumber daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia  menjadi ajang perebutan antar negara besar. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari manapun datangnya. Tidak bisa dipungkiri letak geografis Indonesia yang strategis dalam percaturan perdagangan dunia tidak luput dari pengaruh positif maupun negatif bagi kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.  berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. 
Prinsip Pancasila dalam ketahanan nasional meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul dari persatuan Indonesia suatu konsepsi kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan yang dalam slogan negara Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika". Dalam Pembukaan UUD 1945, alenia kedua dinyatakan bahwa " ... Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur ..."  Sedangkan konsep Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (daratan), air (laut), termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya, udara diatasnya secara tidak terpisah.Yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam (pertahanan dan keamanan). 
Wawasan Nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk melaksanankan kegiataan dalam pertahanan dan keamanan baik darat, laut, dan udara dengan memperhatikan partisipasi aktif dari masyarakat dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila sila ketiga yakni Persatuan Indonesia.
Jangan biarkan Pancasila sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan dan diajarkan kepada generasi bangsa Indonesia agar terciptanya suatu persatuan bangsa Indonessa Indonesiaia. Dari persatuan tersebut kita dapat melihat jika wilayah Indonesia bukan merupakan wilayah yang dipisahkan oleh lautan. Namun wilayah Indonesia dipersatukan oleh lautan yang mengelilinginya. Penanaman persatuan kita sebagai Negara maritim akan membuat kita dapat memanfaatkan potensi bahari yang ada untuk lebih maksimal demi kemakmuran masyarakat Indonesia.
Dari hal tersebut dapat kita menentukan arah kebijakan dari Negara Indonesia sendiri dalam menjaga wilayah teritorialnya, agar Indonesia tidak lagi kehilangan wilayah. Maka dari itu peran serta antara masyarakat dan pemerintah saling menjaga pertahanan dan keamanan Indonesia agar terbangunnya rasa persatuan bangsa Indonesia untuk membangun masa keemasan Nusantara terulang kembali.
2. Pengaruh Agama Terhadap Bhineka Tunggal Ika
Secara etimologi agama bearasal dari kata A dan Gama yang berarti A  tidak dan Gama yang berarti kacau, maka makna ini beriringan dengan definisi agama yang berarti  sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Maka konsep agama ini  secara general tentulah tidak  bertentangan dengan konsep “Perdamaian”  dimana agama menolak akan kekacauan dan mengatur akan hubungan tuhannya,manusianya,dan lingkungannya. Salah satu indikator dari adanya perdamaian adalah dimana adanya kerukunan dalam kehidupan bermasyarakatnya, dan indonesia adalah agama yang majemuk dimana andagium bhineka tunggal ika menjadi selogan yang menggambarkan akan kemajemukan indonesia ini dimana ada begitu banyak suku, bangsa, dan agama dan tentulah tidak mudah berkerukunan dalam kondisi pluralnya indonesia.
Agama menjadi hal yang sensitif dalam pembahasan kehidupan masyarakat indonesia dan toleransi menjadi satu-satunya jalan dalam  menjaga keutuhan indonesia dalam selogan bhineka tunggal ika ini yang berarti berbeda- beda  tapi tetap satu, dalam pluralnya agama di indonesia ini yang terdiri dari islam, katolik, nasrani, hindu,budha dan khong hucu, dalam agama-agama tersebut tidak ada satu agama yang menolak akan adanya toleransi beragama ini sebagai contoh.
a.  Dalam konsep agama islam
Toleransi juga diajarkan dalam prinsip-prinsip dasar agama islam, sebagaimana islam jauh-jauh hari sudah mengingat¬kan agar jangan memaksakan keyakinan/agamanya kepada orang lain, sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 256. Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”. Adapun yang dimaksud Thaghut dalam ayat di atas ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT. Menurut riwayat Ibnu Abbas, asbabun nuzul ayat di atas berkenaan dengan Hushain dari golongan Anshar, suku Bani Salim yang mempunyai dua orang anak yang beragama Nasrani, sedang dia sendiri beragama Islam. Ia bertanya kepada Nabi saw : Bolehkah saya paksa kedua anak itu, karena mereka tidak taat padaku dan tetap ingin beragama Nasrani. Allah menjelaskan jawabannya dengan ayat di atas, bahwa tidak ada paksaan dalam Islam?". Islam sangat menghargai eksistensi agama lain dan begitu pula dengan penganutnya. Dalam sejarah Islam tidak pernah memaksakan keyakinannya ke-pada orang lain.
            Ada beberapa ayat yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Qur'an Surat Ali Imran ayat 103. Artinya :“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”. Dalam hadist di riwayatkan pada suatu  ketika datang menghadap beliau di Madinah beberapa orang delegasi Kristen dari Najran yang diketuai seorang pendeta besar. Delegasi itu beliau sambut dengan cara yang sangat hormat. Beliau buka Jubahnya dan dibentang¬kan di lantai untuk tempat duduk para tamunya itu, sehingga mereka kagum terhadap penerimaan yang luar biasa sopannya. Kemudian ketika datang waktu sem¬bahyang mereka, sedang gereja tidak ada di Madinah, maka Nabi mempersilahkan mereka sembahyang di Masjid Madinah menurut cara sembahyang mereka.
Dengan demikian semakin jelaslah ajaran keru¬kunan dalam Islam, dan ajaran tersebut pada dasarnya bersumber dari al-Quran dan sunn ah Rasul. Begitu komprehensifnya ajaran Islam sehingga bagaimana membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga terjadi ketertiban bermasyarakat.
Dalam salah satu firman Tuhan pun dikatakan dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
b. Dalam konsep Agama Kristen Katholik
Dalam ajaran agama Katholik juga ditemui konsep tentang kerukunan, hal ini sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Konsili Vatikan II tentang sikap, Gereja terhadap, agama-agama lain didasarkan pada asal kisah rasul-rasul 17 : 26 sebagai berikut: “Adapun segala bangsa itu merupakan satu masyarakat dan asalnya pun satu juga, karena Tuhan menjadikan seluruh bangsa ma¬nusia untuk menghuni seluruh bumi." Dalam bagian lain dari Mukadimah Deklarasi tersebut disebutkan : "Dalam zaman kita ini, di mana bangsa, manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan antara bangsa menjadi kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaimana hubungannya dengan agama-agama Kristen lain. Karena tugasnya memeli¬hara persatuan dan perdamaian di antara manusia dan juga di antara para bangsa, maka di dalam deklarasi ini gereja mempertimbangkan secara istimewa apakah kesamaan manusia dan apa yang menarik mereka untuk hidup berkawan."
            Deklarasi konsili Vatikan II di atas berpegang teguh pada hukum yang paling utama, yakni "Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap, hal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Isi deklarasi di atas menggambarkan bagaimana bahwa pada dasamya manusia itu memiliki hak yang sama, tidak boleh membeda-bedakannya mesti mereka berlainan agama. Sikap saling hormat-menghormati agar kehidupan menjadi rukun sangat dianjurkan.
c. Dalam konsep Agama Protestan
Agama Protestan beranggapan bahwa aspek kerukunan hidup beragama dapat diwujudkan melalui Hukum Kasih yang merupakan norma dan pedoman hidup yang terdapat dalam Al Kitab. Hukum Kasih ter¬sebut ialah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Menurut agama Protestan, Kasih adalah hukum utama dan yang terutama dalam kehidupan. orang Kristen. Dasar kerukunan menurut agama Kristen Protestan didasarkan pada Injil Matins 22:37.
d. Dalam konsep Agama Hindu
Pandangan agama Hindu untuk mencapai kerukunan hidup antarumat beragama, manusia harus mempunyai dasar hidup yang dalam agama Hindu disebut dengan Catur Purusa Artha, yang mencakup Dharma, Artha, Kama, dan Moksha.  Dharma berarti susila atau berbudi luhur. Dengan Dharma seseorang dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Artha, berarti kekayaan dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan hidup. Mencari harta didasarkan pada Dharma. Kama berarti kenikmatan dan kepuasan. Kama pun harus diperoleh berdasarkan Dharma. Moskha ber¬arti kebahagiaan abadi, yakni terlepasnya atman dari lingkaran samsara. Moskha merupakan tujuan akhir dari agama Hindu yang setiap saat selalu dicari sampai berhasil.
Upaya mencari Moskha juga mesti berdasarkan Dharma. Keempat dasar inilah yang merupakan titik tolak terbinanya kerukunan antarumat beragama. Ke¬empat dasar tersebut dapat memberikan sikap hormat-menghormati dan harga menghargai keberadaan umat beragama lain. Tidak saling mencurigai dan saling menyalahkan.
e. Dalam konsep  Agama Budha
Pandangan agama Budha mengenai kerukunan hidup umat beragama dapat dicapai dengan melalui 4 jalan kebenaran. Yakni :
1.      Hidup adalah suatu penderitaan (dukha).
2.      Penderitaan disebabkan karena keinginan yang rendah (samudaya).
3.      Apabila keinginan rendah dapat dihilangkan maka penderitaan akan berakhir.
4.      Jalan untuk menghilangkan keinginan rendah ialah dengan melaksanakan 8 jalan utama
a. Kepercayaan yang benar.
b. Niat/pikiran yang benar.
c. Ucapan yang benar.
d. Perbuatan yang benar.
e. Kesadaran yang benar.
f. Mata pencaharian/usaha yang benar.
g. Daya upaya yang benar.
h. Semadhi/ pemusatan pikiran yang benar.
Dalam pengajaran Budha Gautama kepada manusia telah dilaksanakan dengan dasar :
1.      Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat ditembus oleh pikiran manusia.
2.      Metta berarti belas kasih terhadap sesama makhluk. Belas kasih terhadap makhluk ini hendaknya se¬perti belas kasih seorang ibu terhadap putranya yang tunggal.
3.      Karunia, kasih sayang terhadap sesama makhluk, kecenderungan untuk selalu meringankan pende¬ritaan orang lain.
4.      Mudita, perasaan turut bahagia dengan kebahagiaan makhluk lain tanpa bennda, iri hati, perasaan prihatin bila makhluk lain menderita.
5.      Karma (reinkarnasi). Hukum sebab akibat.
f. Dalam konsep agama Khong Hu Chu
Di antara ajaran atau lima sifat yang mulia (Wu Chang) yang dipandang sebagai konsep ajaran yang dapat men¬ciptakan kehidupan harmonis antara sesama adalah :
1.      en/Jin, cinta kasih, tabu diri, halus budi pekerti, rasa tenggang rasa serta dapat menyelami perasaan orang lain.
2.      I/Gi, yaitu rasa solidaritas, senasib sepenanggungan dan rasa membela kebenaran.
3.      Li atau Lee, yaitu sikap sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
4.      Ce atau Ti, yaitu sikap bijaksana, rasa pengertian, dan kearifan.
5.      Sin, yaitu kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya oleh orang lain serta dapat memegang janji dan menepatinya.
Memperhatikan ajaran Khonghucu di atas, terutama lima sifat yang mulia di atas di mana Khonghucu sangat menekankan hubungan yang sangat harmonis antara sesama manusia dengan manusia lainnya, di samping hubungan harmonis dengan Tuhan dan juga antara manusia dengan alam lingkungan. Dalam setiap agama menawarkan banyak konsep dan ajaran yang berbeda dalam  hal toleransi dan hidup dalam kerukunan  meski berbeda- beda namun substansi dan tujuannya sama yaitu demi kerukunan dan hidup ber toleransi lantas.
3. Pengaruh Sosial dan Budaya Terhadap Bhineka Tunggal Ika
Indonesia memiliki semboyan sendiri yaitu Bhineka Tunggal Ika  yang dapat diartikan “berbeda – beda namun tetap satu jua”. Maksud dari semboyan ini adalah walaupun bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda – beda dan beraneka ragam namun dari keselurahannya merupakan persatuan. Namun, di Indonesia kini nilai persatuan yang dulu sangat dijunjung mulai luntur. Masyarakat kini sering melupakan nilai persatuan dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan mereka sehari – hari. Masih banyak masyarakat yang menganggap dirinya sendiri atau kelompoknya yang paling hebat, sehingga itu dapat menyebabkan konflik di masyarakat. 
Namun, di Indonesia kini nilai persatuan yang dulu sangat dijunjung mulai luntur. Masyarakat kini sering melupakan nilai persatuan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Masih banyak masyarakat yang menganggap dirinya sendiri atau kelompoknya yang paling hebat, sehingga itu dapat menyebabkan konflik di masyarakat.  Dan masyarakat sekarang cenderung egois, gengsi dan hanya menganggap Bhineka Tunggal Ika hanyalah sebuah wacana belaka. Sungguh ironis memang bila kita melihat masyarakat yang dulunya menjunjung sekali yang namanya Bhineka Tunggal Ika namun pada saat ini nilai persatuan itu terus berkurang.
Dapat kita lihat bagaimana sikap pemuda Indonesia saat ini sebagai penerus bangsa sekarang. Mereka tidak memahami betul yang namanya Bhineka Tunggal Ika. Ini dikarenakan adanya pengaruh budaya luar yang masuk di Indonesia yang mengubah pandangan dan tingkah laku para pemuda kita sekarang ini.  Para pemuda lebih mengagung – agungkan budaya barat dan meninggalkan budaya asli Indonesia.  Karena mereka tidak memahami apa yang dimaksud dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka banyak kasus tawuran yang terjadi antar pelajar. Tawuran ini terjadi disebabkan oleh pergaulan dan gengsi. Mereka yang salah memilih teman akan ikut terjerumus oleh teman yang dapat membawa pengaruh negatif untuk dirinya sendiri. Dan biasanya juga mereka ikut tawuran karena takut dibilang lemah oleh teman – teman sebayanya atau gengsi yang tinggi. 
Lalu apabila Bhineka Tunggal Ika sudah tidak memiliki kedudukan dan tidak dipedulikan lagi maka akan muncul gerakan – gerakan separatisme yang terjadi sekarang ini. Gerakan separatisme ini terjadi karena biasanya mereka tidak puas terhadap kinerja pemerintah maka muncullah ide untuk membentuk suatu gerakan yang memiliki tujuan yang berbeda. Memang mereka yang melakukan gerakan separatisme tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Karena setiap individu terkait pemahaman tentang kemerdekaan dan persatuan tidak bisa sama dan tidak bisa dipaksakan untuk sama. Setiap individu yakin bahwa merekalah yang terbaik dan mereka juga lah yang paling benar. 
Bukan hanya dari pengaruh budaya luar saja yang menyebabkan  bhineka tunggal ika luntur ,yang meneyebabkannya juga budaya dalam negeri.yang kita ketahui sekarang ini masyarat selalu menjujung tinggi budaya mereka tidak mau melihat budaya orang lain sehingga   masyarakat selalu mementingkan budayanya shingga banyak terjadi konfik antar budaya yang menyebabkan bhineka tunggal ika luntur.
Karena itu merupakan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas akan suatu hal. Manusia akan terus ingin mempunyai sesuatu yang belum pernah dimilikinya seperti misalnya kekuasaan. Contoh gerakan separatis yang pernah terjadi di Indonesia yaitu peristiwa pengibaran bendera organisasi RMS ( Republik Maluku Selatan). Masyarakat Indonesia yang berbudaya, memiliki sistem-sistem nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Cara masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi sangat bergantung pada budaya, bahasa, aturan, dan norma masing-masing. Budaya memiliki tanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Wrenn (1962) berpendapat bahwa kegagalan dalam menghargai perbedaan, berkaitan dengan latar belakang budaya. Menurut Hefner (1987) ide nasionalis pasca kolonial mencerminkan ikatan primordial kekerabatan, bahasa, etnis, dan agama secara bertahap sehingga memberikan arti lebih menyeluruh dari komunitas politik nasional.
Mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika pada masyarakat Indonesia juga menemui tantangan. Problem utamanya adalah setiap individu memiliki kecenderungan menganggap bahwa budayanya sebagai suatu keharusan tanpa perlu dipersoalkan lagi (Mulyana dan Rakhmat, 2003:vii). Setiap orang akan menggunakan budayanya sebagai standarisasi untuk mengukur budaya-budaya lain. Salah satu bentuk aktivitas komunikasi antar budaya yang nyata di dalam Bhinneka Tunggal Ika terlihat dalam kehidupan keluarga perkawinan campuran, yang tidak mempermasalahkan perbedaan agama. Pemerintahan Indonesia yang berdaulat memiliki posisi yang sangat penting, baik sebagai penentu kebijakan maupun sebagai pelaksana dalam arti mengkoordinasikan kegiatan pertahanan dan pembelaan terhadap negara.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi,dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam menjamin persatuan dan kesatuan di atas dasr Bhineka Tunggal Ika yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dengan berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia guna menjamin persatuan dan kesatuan bangsa. Pengaruh agama terhadap Bhineka Tunggal Ika adalah tetap saling menghargai walaupun berbeda kepercayaan sehingga situasi tetap terjaga damai sesuai dengan tujuan agama dan tidak terjadi perpecahan antar umat bergama di Indonesia. Sedangkan pengaruh sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika adalah bangsa Indonesia harus dapat menghargai segala keberagaman yang ada di Indonesia, seperti yang diketahui di Indonesia memliki banyak ras dan budaya tetapi harus saling menghargai sesuai dengan tujuan Bhineka Tunggal Ika.




DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. Pengaruh Agama Terhadap Integritas Nasional. Diakses pada 10 Mei 2019.
Kompasiana.com. Kaitan Geopolitik di Indonesia Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia. Diakses pada 10 Mei 2019.
Indoborneonatural.com. Makna Bhineka Tunggal Ika Dalam Kebudayaan Bangsa Indonesia. Diakses pada 10 Mei 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HASIL HUTAN BUKAN KAYU

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN “SIFAT FISIK MORFOLOGI,SIFAT KIMIA/BIOKIMIA,SIFAT FISIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)”

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN