KEWARGANEGARAAN
PENGARUH GEOPOLITIK,
AGAMA, SOSIAL DAN BUDAYA TERHADAP BHINEKA TUNGGAL EKA
Disusun Oleh : Kelompok 2
1. Arman
Maulana Hamid
2. M.Yanuar
Fadly
3. Relis
Putra Hari
4. Zibrail
5. Destia
Pratiwi
6. Ismen
Gina
7. Nurjanah
8. Suciyati
Rahayu
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Segala
Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan karunia Nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.Makalah
ini kami susun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
yang berjudul ”Pengaruh Geopolitik, Agama, Sosial dan Budaya Terhadap Bhineka
Tunggal Ika”.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah
ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya datang dari Tuhan Yang
Maha Esa,maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pihak pembaca kami
perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan.
Mataram,14 Mei 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I :
Pendahuluan..........................................................................................1
A. Latar
Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II :
Pembahasan.........................................................................................3
BAB III :
Penutup...............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
Daftar Pustaka.....................................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara multikultur terbesar di dunia. Hal ini nampak dari berbagai
macam budaya yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia,seperti:
keanekaragaman suku, etnis, bahasa, agama, dan adat istiadat.Keanekaragaman
tersebut menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang bersifat
majemuk, kemajemukan ini ditandai dengan adanya kebudayaan yang berlaku dalam
masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri,sehingga menimbulkan adanya perbedaan
dan pemisahan antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya, tetapi
secara bersama-sama hidup dalam satu wadah masyarakat bangsa Indonesia yang
berlandaskan empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu “Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945,Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia.
Semboyan ini tertulis di dalam lambang Negara Indonesia, yaitu Burung Garuda
Pancasila. Pada kaki Burung Garuda itulah terpampang jelas tulisan Bhinneka
Tunggal Ika. Secara konstitusional, hal tersebut telah diatur dalam pasal 36A
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
Konsep
“Bhinneka” mengakui adanya keanekaan atau keragaman, sedangkan konsep “Tunggal
Ika” menginginkan adanya kesatuan. Keanekaan dicirikan oleh adanya
perbedaan,sedangkan kesatuan dicirikan oleh adanya kesamaan jadi dapat
disimpulkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu
jua dan merupakan pernyataan yang mengakui realitas bangsa Indonesia yang
majemuk, namun selalu mencita-citakan terwujudnya kesatuan. Indonesia yang ber Bhinneka
Tunggal Ika berarti Indonesia selain mengakui adanya keragaman juga mengakui
adanya kesatuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja pengaruh
geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika?
2.
Apa saja pengaruh agama
terhadap Bhineka Tunggal Ika?
3.
Apa saja pengaruh
sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui pengaruh
geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika
2.
Mengetahui pengaruh
agama terhadap Bhineka Tunggal Ika
3.
Mengetahui pengaruh
sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Geopolitik Terhadap Bhineka Tunggal Ika
Menurut Ir Soekarno, dalam pidatonya "Lahirnya
Pancasila" pada tanggal 1 Juni 1945 menyatakan bahwa bangsa
Indonesia mengalami nationale staat yaitu di zaman Sriwijaya dan di zaman
Majapahit. Yang dimaksudkan National Staat di sini adalah konsep Nusantara
sebagai Negara Maritim yang merupakan penghubung dari beberapa pulau sebagai
pengontrol dan memanfaatkan laut sebagai syarat dari jalur perdagangan untuk
mencapai kesejahteraan.
Geopolitik Indonesia
telah ada jauh sebelum Negara Indonesia terbentuk, yaitu mulai dari kerajaan
Sriwijaya hingga kerajaan Majapahit yang merupakan cikal bakal dari Indonesia.
Di dalam geopolitik ini membicarakan strategi Indonesia dalam mempertahankan
ke-Indonesiaan-nya baik dalam aspek sosial, budaya, geografis, demografis, dan hankam
sesuai dengan tujuan Negara atau cita-cita bangsa. Bermula dari lokal genius
geopolitik Sriwijaya dalam pembentukan Negara maritim yaitu penyebaran agama
dan masuknya jalur sutra di wilayah Selat Malaka hingga daratan Asia Tenggara
yang lebih ke daratan Indocina, serta Majapahit dengan Negara agraris berhasil
menyatukan pulau Nusantara. Nusantara pada jaman kerajaan Sriwijaya dan
kerajaan Majapahit telah menggunakan perairan sebagai jalur untuk
mempertahankan wilayahnya serta menjalin hubungan dengan Negara lainnya untuk
memasarkan produk unggulan yang telah dihasilkan.
Geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang dalam Pembukaan UUD
1945, yaitu "...untuk membentuk suatu Pemerintahan Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ".
Segenap aspek kehidupan nasional Indonesia juga selalu dituntut menganut
dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna Negara Bhinneka
Tunggal Ika, yang merupakan ciri asasi dari falsafah Negara Pancasila.
Geopolitik dan strategi dengan posisi geografis sumber daya alam dan
jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang
perebutan antar negara besar. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan
dan gangguan dari manapun datangnya. Tidak bisa dipungkiri letak geografis
Indonesia yang strategis dalam percaturan perdagangan dunia tidak luput dari
pengaruh positif maupun negatif bagi kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia.
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Prinsip Pancasila dalam ketahanan nasional meletakkan dasar kebangsaan
sebagai simpul dari persatuan Indonesia suatu konsepsi kebangsaan yang
mengekspresikan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan yang
dalam slogan negara Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika". Dalam Pembukaan
UUD 1945, alenia kedua dinyatakan bahwa " ... Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur ..."
Sedangkan konsep Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa
Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi
tanah (daratan), air (laut), termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya, udara
diatasnya secara tidak terpisah.Yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam (pertahanan dan keamanan).
Wawasan Nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan
nasional menuju tujuan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi yang
harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan
dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi Ketahanan Nasional
yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Implementasi dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk melaksanankan kegiataan dalam
pertahanan dan keamanan baik darat, laut, dan udara dengan memperhatikan
partisipasi aktif dari masyarakat dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila sila ketiga yakni Persatuan
Indonesia.
Jangan biarkan Pancasila sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan
dan diajarkan kepada generasi bangsa Indonesia agar terciptanya suatu persatuan
bangsa Indonessa Indonesiaia. Dari persatuan tersebut kita dapat melihat jika
wilayah Indonesia bukan merupakan wilayah yang dipisahkan oleh lautan. Namun
wilayah Indonesia dipersatukan oleh lautan yang mengelilinginya. Penanaman
persatuan kita sebagai Negara maritim akan membuat kita dapat memanfaatkan
potensi bahari yang ada untuk lebih maksimal demi kemakmuran masyarakat
Indonesia.
Dari hal tersebut dapat kita menentukan arah kebijakan dari Negara
Indonesia sendiri dalam menjaga wilayah teritorialnya, agar Indonesia tidak
lagi kehilangan wilayah. Maka dari itu peran serta antara masyarakat dan
pemerintah saling menjaga pertahanan dan keamanan Indonesia agar terbangunnya
rasa persatuan bangsa Indonesia untuk membangun masa keemasan Nusantara terulang
kembali.
2. Pengaruh Agama Terhadap Bhineka Tunggal Ika
Secara etimologi
agama bearasal dari kata A dan Gama yang berarti A tidak dan Gama yang
berarti kacau, maka makna ini beriringan dengan definisi agama yang
berarti sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Maka konsep agama ini
secara general tentulah tidak bertentangan dengan konsep “Perdamaian”
dimana agama menolak akan kekacauan dan mengatur akan hubungan
tuhannya,manusianya,dan lingkungannya. Salah satu indikator dari adanya
perdamaian adalah dimana adanya kerukunan dalam kehidupan bermasyarakatnya, dan
indonesia adalah agama yang majemuk dimana andagium bhineka tunggal ika menjadi
selogan yang menggambarkan akan kemajemukan indonesia ini dimana ada begitu
banyak suku, bangsa, dan agama dan tentulah tidak mudah berkerukunan dalam
kondisi pluralnya indonesia.
Agama menjadi hal
yang sensitif dalam pembahasan kehidupan masyarakat indonesia dan toleransi
menjadi satu-satunya jalan dalam menjaga keutuhan indonesia dalam selogan
bhineka tunggal ika ini yang berarti berbeda- beda tapi tetap satu, dalam
pluralnya agama di indonesia ini yang terdiri dari islam, katolik, nasrani,
hindu,budha dan khong hucu, dalam agama-agama tersebut tidak ada satu agama
yang menolak akan adanya toleransi beragama ini sebagai contoh.
a. Dalam konsep agama islam
Toleransi juga
diajarkan dalam prinsip-prinsip dasar agama islam, sebagaimana islam jauh-jauh
hari sudah mengingat¬kan agar jangan memaksakan keyakinan/agamanya kepada orang
lain, sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 256. Artinya :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya Telah berpegang
kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui.”. Adapun yang dimaksud Thaghut dalam ayat di
atas ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT. Menurut
riwayat Ibnu Abbas, asbabun nuzul ayat di atas berkenaan dengan Hushain dari
golongan Anshar, suku Bani Salim yang mempunyai dua orang anak yang beragama
Nasrani, sedang dia sendiri beragama Islam. Ia bertanya kepada Nabi saw :
Bolehkah saya paksa kedua anak itu, karena mereka tidak taat padaku dan tetap
ingin beragama Nasrani. Allah menjelaskan jawabannya dengan ayat di atas, bahwa
tidak ada paksaan dalam Islam?". Islam sangat menghargai eksistensi agama
lain dan begitu pula dengan penganutnya. Dalam sejarah Islam tidak pernah
memaksakan keyakinannya ke-pada orang lain.
Ada beberapa ayat yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Qur'an Surat Ali Imran ayat 103. Artinya :“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”. Dalam hadist di riwayatkan pada suatu ketika datang menghadap beliau di Madinah beberapa orang delegasi Kristen dari Najran yang diketuai seorang pendeta besar. Delegasi itu beliau sambut dengan cara yang sangat hormat. Beliau buka Jubahnya dan dibentang¬kan di lantai untuk tempat duduk para tamunya itu, sehingga mereka kagum terhadap penerimaan yang luar biasa sopannya. Kemudian ketika datang waktu sem¬bahyang mereka, sedang gereja tidak ada di Madinah, maka Nabi mempersilahkan mereka sembahyang di Masjid Madinah menurut cara sembahyang mereka.
Dengan demikian semakin jelaslah ajaran keru¬kunan dalam Islam, dan ajaran tersebut pada dasarnya bersumber dari al-Quran dan sunn ah Rasul. Begitu komprehensifnya ajaran Islam sehingga bagaimana membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga terjadi ketertiban bermasyarakat.
Ada beberapa ayat yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Qur'an Surat Ali Imran ayat 103. Artinya :“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”. Dalam hadist di riwayatkan pada suatu ketika datang menghadap beliau di Madinah beberapa orang delegasi Kristen dari Najran yang diketuai seorang pendeta besar. Delegasi itu beliau sambut dengan cara yang sangat hormat. Beliau buka Jubahnya dan dibentang¬kan di lantai untuk tempat duduk para tamunya itu, sehingga mereka kagum terhadap penerimaan yang luar biasa sopannya. Kemudian ketika datang waktu sem¬bahyang mereka, sedang gereja tidak ada di Madinah, maka Nabi mempersilahkan mereka sembahyang di Masjid Madinah menurut cara sembahyang mereka.
Dengan demikian semakin jelaslah ajaran keru¬kunan dalam Islam, dan ajaran tersebut pada dasarnya bersumber dari al-Quran dan sunn ah Rasul. Begitu komprehensifnya ajaran Islam sehingga bagaimana membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga terjadi ketertiban bermasyarakat.
Dalam salah satu
firman Tuhan pun dikatakan dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”
b. Dalam konsep Agama
Kristen Katholik
Dalam ajaran agama
Katholik juga ditemui konsep tentang kerukunan, hal ini sebagaimana tercantum
dalam Deklarasi Konsili Vatikan II tentang sikap, Gereja terhadap, agama-agama
lain didasarkan pada asal kisah rasul-rasul 17 : 26 sebagai berikut: “Adapun
segala bangsa itu merupakan satu masyarakat dan asalnya pun satu juga, karena
Tuhan menjadikan seluruh bangsa ma¬nusia untuk menghuni seluruh bumi." Dalam
bagian lain dari Mukadimah Deklarasi tersebut disebutkan : "Dalam zaman
kita ini, di mana bangsa, manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan
antara bangsa menjadi kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaimana
hubungannya dengan agama-agama Kristen lain. Karena tugasnya memeli¬hara
persatuan dan perdamaian di antara manusia dan juga di antara para bangsa, maka
di dalam deklarasi ini gereja mempertimbangkan secara istimewa apakah kesamaan
manusia dan apa yang menarik mereka untuk hidup berkawan."
Deklarasi konsili Vatikan II di atas berpegang teguh pada hukum yang paling utama, yakni "Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap, hal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Isi deklarasi di atas menggambarkan bagaimana bahwa pada dasamya manusia itu memiliki hak yang sama, tidak boleh membeda-bedakannya mesti mereka berlainan agama. Sikap saling hormat-menghormati agar kehidupan menjadi rukun sangat dianjurkan.
Deklarasi konsili Vatikan II di atas berpegang teguh pada hukum yang paling utama, yakni "Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap, hal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Isi deklarasi di atas menggambarkan bagaimana bahwa pada dasamya manusia itu memiliki hak yang sama, tidak boleh membeda-bedakannya mesti mereka berlainan agama. Sikap saling hormat-menghormati agar kehidupan menjadi rukun sangat dianjurkan.
c. Dalam konsep Agama
Protestan
Agama Protestan
beranggapan bahwa aspek kerukunan hidup beragama dapat diwujudkan melalui Hukum
Kasih yang merupakan norma dan pedoman hidup yang terdapat dalam Al Kitab.
Hukum Kasih ter¬sebut ialah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Menurut
agama Protestan, Kasih adalah hukum utama dan yang terutama dalam kehidupan.
orang Kristen. Dasar kerukunan menurut agama Kristen Protestan didasarkan pada
Injil Matins 22:37.
d. Dalam konsep Agama
Hindu
Pandangan agama Hindu
untuk mencapai kerukunan hidup antarumat beragama, manusia harus mempunyai
dasar hidup yang dalam agama Hindu disebut dengan Catur Purusa Artha, yang
mencakup Dharma, Artha, Kama, dan Moksha.
Dharma berarti susila atau berbudi luhur. Dengan Dharma seseorang dapat
mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Artha, berarti kekayaan dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan hidup. Mencari
harta didasarkan pada Dharma. Kama berarti kenikmatan dan kepuasan. Kama pun
harus diperoleh berdasarkan Dharma. Moskha ber¬arti kebahagiaan abadi, yakni
terlepasnya atman dari lingkaran samsara. Moskha merupakan tujuan akhir dari
agama Hindu yang setiap saat selalu dicari sampai berhasil.
Upaya mencari Moskha
juga mesti berdasarkan Dharma. Keempat dasar inilah yang merupakan titik tolak
terbinanya kerukunan antarumat beragama. Ke¬empat dasar tersebut dapat
memberikan sikap hormat-menghormati dan harga menghargai keberadaan umat
beragama lain. Tidak saling mencurigai dan saling menyalahkan.
e. Dalam konsep
Agama Budha
Pandangan agama Budha
mengenai kerukunan hidup umat beragama dapat dicapai dengan melalui 4 jalan
kebenaran. Yakni :
1. Hidup adalah suatu
penderitaan (dukha).
2. Penderitaan
disebabkan karena keinginan yang rendah (samudaya).
3. Apabila keinginan
rendah dapat dihilangkan maka penderitaan akan berakhir.
4. Jalan untuk
menghilangkan keinginan rendah ialah dengan melaksanakan 8 jalan utama
a. Kepercayaan yang
benar.
b. Niat/pikiran yang
benar.
c. Ucapan yang benar.
d. Perbuatan
yang benar.
e. Kesadaran
yang benar.
f. Mata
pencaharian/usaha yang benar.
g. Daya upaya yang
benar.
h. Semadhi/ pemusatan
pikiran yang benar.
Dalam pengajaran Budha Gautama kepada manusia telah
dilaksanakan dengan dasar :
1. Keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat ditembus oleh pikiran manusia.
2. Metta berarti belas
kasih terhadap sesama makhluk. Belas kasih terhadap makhluk ini hendaknya
se¬perti belas kasih seorang ibu terhadap putranya yang tunggal.
3. Karunia, kasih sayang
terhadap sesama makhluk, kecenderungan untuk selalu meringankan pende¬ritaan
orang lain.
4. Mudita, perasaan
turut bahagia dengan kebahagiaan makhluk lain tanpa bennda, iri hati, perasaan
prihatin bila makhluk lain menderita.
5. Karma (reinkarnasi).
Hukum sebab akibat.
f. Dalam konsep agama
Khong Hu Chu
Di antara ajaran atau
lima sifat yang mulia (Wu Chang) yang dipandang sebagai konsep ajaran yang
dapat men¬ciptakan kehidupan harmonis antara sesama adalah :
1. en/Jin, cinta kasih,
tabu diri, halus budi pekerti, rasa tenggang rasa serta dapat menyelami
perasaan orang lain.
2. I/Gi, yaitu rasa
solidaritas, senasib sepenanggungan dan rasa membela kebenaran.
3. Li atau Lee, yaitu
sikap sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
4. Ce atau Ti, yaitu
sikap bijaksana, rasa pengertian, dan kearifan.
5. Sin, yaitu
kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya oleh orang lain serta dapat memegang
janji dan menepatinya.
Memperhatikan ajaran
Khonghucu di atas, terutama lima sifat yang mulia di atas di mana Khonghucu
sangat menekankan hubungan yang sangat harmonis antara sesama manusia dengan
manusia lainnya, di samping hubungan harmonis dengan Tuhan dan juga antara
manusia dengan alam lingkungan. Dalam setiap agama menawarkan banyak konsep dan
ajaran yang berbeda dalam hal toleransi dan hidup dalam kerukunan
meski berbeda- beda namun substansi dan tujuannya sama yaitu demi kerukunan dan
hidup ber toleransi lantas.
3. Pengaruh Sosial dan Budaya Terhadap Bhineka
Tunggal Ika
Indonesia memiliki semboyan sendiri
yaitu Bhineka Tunggal Ika yang dapat diartikan “berbeda – beda namun
tetap satu jua”. Maksud dari semboyan ini adalah walaupun bangsa Indonesia
memiliki kebudayaan yang berbeda – beda dan beraneka ragam namun dari
keselurahannya merupakan persatuan. Namun, di Indonesia kini nilai persatuan yang dulu sangat dijunjung
mulai luntur. Masyarakat kini sering melupakan nilai persatuan dan Bhineka
Tunggal Ika dalam kehidupan mereka sehari – hari. Masih banyak masyarakat yang
menganggap dirinya sendiri atau kelompoknya yang paling hebat, sehingga itu
dapat menyebabkan konflik di masyarakat.
Namun, di Indonesia kini nilai
persatuan yang dulu sangat dijunjung mulai luntur. Masyarakat kini sering
melupakan nilai persatuan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Masih banyak
masyarakat yang menganggap dirinya sendiri atau kelompoknya yang paling hebat,
sehingga itu dapat menyebabkan konflik di masyarakat. Dan masyarakat
sekarang cenderung egois, gengsi dan hanya menganggap Bhineka Tunggal Ika
hanyalah sebuah wacana belaka. Sungguh ironis memang bila kita melihat
masyarakat yang dulunya menjunjung sekali yang namanya Bhineka Tunggal Ika
namun pada saat ini nilai persatuan itu terus berkurang.
Dapat kita lihat bagaimana sikap
pemuda Indonesia saat ini sebagai penerus bangsa sekarang. Mereka tidak
memahami betul yang namanya Bhineka Tunggal Ika. Ini dikarenakan adanya
pengaruh budaya luar yang masuk di Indonesia yang mengubah pandangan dan
tingkah laku para pemuda kita sekarang ini. Para pemuda lebih mengagung –
agungkan budaya barat dan meninggalkan budaya asli Indonesia. Karena
mereka tidak memahami apa yang dimaksud dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika,
maka banyak kasus tawuran yang terjadi antar pelajar. Tawuran ini terjadi
disebabkan oleh pergaulan dan gengsi. Mereka yang salah memilih teman akan ikut
terjerumus oleh teman yang dapat membawa pengaruh negatif untuk dirinya
sendiri. Dan biasanya juga mereka ikut tawuran karena takut dibilang lemah oleh
teman – teman sebayanya atau gengsi yang tinggi.
Lalu apabila Bhineka Tunggal Ika sudah
tidak memiliki kedudukan dan tidak dipedulikan lagi maka akan muncul gerakan –
gerakan separatisme yang terjadi sekarang ini. Gerakan separatisme ini terjadi
karena biasanya mereka tidak puas terhadap kinerja pemerintah maka muncullah
ide untuk membentuk suatu gerakan yang memiliki tujuan yang berbeda. Memang
mereka yang melakukan gerakan separatisme tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Karena setiap individu terkait pemahaman tentang kemerdekaan dan persatuan
tidak bisa sama dan tidak bisa dipaksakan untuk sama. Setiap individu yakin
bahwa merekalah yang terbaik dan mereka juga lah yang paling benar.
Bukan hanya dari pengaruh budaya luar
saja yang menyebabkan bhineka tunggal
ika luntur ,yang meneyebabkannya juga budaya dalam negeri.yang kita ketahui
sekarang ini masyarat selalu menjujung tinggi budaya mereka tidak mau melihat
budaya orang lain sehingga masyarakat
selalu mementingkan budayanya shingga banyak terjadi konfik antar budaya yang
menyebabkan bhineka tunggal ika luntur.
Karena itu merupakan sifat dasar
manusia yang tidak pernah puas akan suatu hal. Manusia akan terus ingin
mempunyai sesuatu yang belum pernah dimilikinya seperti misalnya kekuasaan.
Contoh gerakan separatis yang pernah terjadi di Indonesia yaitu peristiwa
pengibaran bendera organisasi RMS ( Republik Maluku Selatan). Masyarakat
Indonesia yang berbudaya, memiliki sistem-sistem nilai yang terkandung dalam
Bhinneka Tunggal Ika. Cara masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi sangat
bergantung pada budaya, bahasa, aturan, dan norma masing-masing. Budaya
memiliki tanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan
makna yang dimiliki setiap orang. Wrenn (1962) berpendapat bahwa kegagalan
dalam menghargai perbedaan, berkaitan dengan latar belakang budaya. Menurut
Hefner (1987) ide nasionalis pasca kolonial mencerminkan ikatan primordial
kekerabatan, bahasa, etnis, dan agama secara bertahap sehingga memberikan arti
lebih menyeluruh dari komunitas politik nasional.
Mewujudkan
Bhinneka Tunggal Ika pada masyarakat Indonesia juga menemui tantangan. Problem
utamanya adalah setiap individu memiliki kecenderungan menganggap bahwa
budayanya sebagai suatu keharusan tanpa perlu dipersoalkan lagi (Mulyana dan
Rakhmat, 2003:vii). Setiap orang akan menggunakan budayanya sebagai
standarisasi untuk mengukur budaya-budaya lain. Salah satu bentuk aktivitas
komunikasi antar budaya yang nyata di dalam Bhinneka Tunggal Ika terlihat dalam
kehidupan keluarga perkawinan campuran, yang tidak mempermasalahkan perbedaan
agama. Pemerintahan Indonesia yang berdaulat memiliki posisi yang sangat
penting, baik sebagai penentu kebijakan maupun sebagai pelaksana dalam arti
mengkoordinasikan kegiatan pertahanan dan pembelaan terhadap negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi,dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengaruh
geopolitik terhadap Bhineka Tunggal Ika adalah cara pandang bangsa Indonesia
dalam menjamin persatuan dan kesatuan di atas dasr Bhineka Tunggal Ika yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dengan berlandaskan pemikiran
kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia guna menjamin persatuan dan kesatuan
bangsa. Pengaruh agama terhadap Bhineka Tunggal Ika adalah tetap saling
menghargai walaupun berbeda kepercayaan sehingga situasi tetap terjaga damai
sesuai dengan tujuan agama dan tidak terjadi perpecahan antar umat bergama di
Indonesia. Sedangkan pengaruh sosial dan budaya terhadap Bhineka Tunggal Ika
adalah bangsa Indonesia harus dapat menghargai segala keberagaman yang ada di
Indonesia, seperti yang diketahui di Indonesia memliki banyak ras dan budaya
tetapi harus saling menghargai sesuai dengan tujuan Bhineka Tunggal Ika.
DAFTAR PUSTAKA
Academia.edu. Pengaruh Agama Terhadap Integritas
Nasional. Diakses pada 10 Mei 2019.
Kompasiana.com. Kaitan Geopolitik di Indonesia
Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia. Diakses pada 10 Mei 2019.
Indoborneonatural.com. Makna Bhineka Tunggal Ika Dalam
Kebudayaan Bangsa Indonesia. Diakses pada 10 Mei 2019.
Komentar
Posting Komentar